Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minum teh kini sudah menjadi tradisi bagi banyak masyarakat Indonesia. Tradisi ini dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan sejarah, tradisi minum teh masuk ke Nusantara, khususnya di Pulau Jawa, melalui interaksi dengan pedagang Cina pada abad ke-17. Pakar teh Ratna Somantri mengatakan ada standar cita rasa teh berkualitas di pulau Jawa, yakni manis atau legit serta kental.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Legit kental memiliki makna filosofis sesuatu yang menunjukkan kesempurnaan dan keaslian yang mampu mempererat persahabatan yang jujur dan sesungguhnya. Para leluhur kita telah memaknai tradisi minum teh dengan nilai-nilai yang sangat positif dan mendalam,” jelas Ratna.
Baca juga:
Terbiasa Minum Teh, Rasakan 5 Manfaatnya
Kapan Waktu Minum Teh Hijau dan Hitam yang Tepat? Ini Kata Pakar
Kebiasaan minum teh di Indonesia memiliki fungsi sosial, yaitu untuk bersosialisasi, mengobrol, dan berdiskusi. Untuk ramuan tehnya, biasanya dicampur dengan kuncup melati agar menghasilkan wangi yang lebih enak.
Agar wanginya lebih enak, biasanya kuncup melati ditambahkan di dalam ramuan teh. Ini disebabkan daun teh yang beredar di kalangan masyarakat Indonesia bukan kualitas terbaik.
Daun teh berkualitas tinggi umumnya diekspor ke Eropa. Rasa teh yang khas pada masa itu adalah kental, sepat, serta beraroma melati.
OT Group meluncurkan produk teh dalam kemasan yang mengutamakan cita rasa tersebut dengan nama "Legit Kental". "Kami melihat pasar teh dalam kemasan ini masih cukup potensial, tentunya dengan menghadirkan produk yang unik dan cocok dengan selera konsumen Indonesia.