Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Ini Alasan Kominfo Minta Pelaku Industri Game Segera Daftar PSE

Kominfo mendorong semua platform game untuk mendaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) demi ekosistem digital yang aman dan transparan.

15 Oktober 2024 | 17.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai 1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015. M Bowles / Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong para penyedia platform game untuk mendaftarkan diri menjadi Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Hokky Situngkir, mengatakan pendataan itu untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan transparan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk memastikan ruang digital yang ramah bagi semua orang, terutama anak-anak," kata Hokky, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 15 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika membuka Konferensi Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) di Jakarta pada 12 Oktober lalu, Hokky menyebut game digital membuka dunia kreativitas dan pembelajaran bagi jutaan anak di Indonesia. Ekosistem game nasional diharapkan ramah bagi semua kalangan. “Sehingga mereka dapat menikmati pengalaman bermain game tanpa rasa khawatir,” tuturnya.

Konferensi IGDX 2024 dihadiri oleh lebih dari 200 perusahaan game dan perwakilan dari 19 negara. Agenda tersebut wadah bagi para pengembang, penerbit, dan investor untuk berbagi ide dan membangun kemitraan.

Sejak 2019, merujuk siaran resmi Kominfo, IGDX telah mendukung lebih dari 80 studio pengembang melalui IGDX Academy dan menghasilkan kemitraan senilai lebih dari US$ 25 juta. Pada tahun ini, terdapat 220 talenta yang terpilih untuk mengikuti program inkubasi. Disaring dari sekitar 600 pendaftar, para talenta kali ini menghasilkan 46 demo game.

Dalam acara yang sama, Asosiasi Game Indonesia (AGI) juga menjalin kesepakatan (Mou) bilateral dengan Polish Investment and Trade Agency (PAIH) Polandia. Perhelatan IGDX 2024 juga diisi dengan Indonesia Game Awards, segmen pemberian penghargaan kepada pengembang game lokal.

Mengenai penghargaan, Hokky juga sempat menyinggung soal kesejahteraan dan keamanan para gamer muda di Indonesia. “Kami ingin memposisikan Indonesia sebagai pusat game di Asia Tenggara,” ucap Hokky.

Pada awal Juli 2024, AGI diketahui sedang menggarap kurikulum industri terkait pengembangan game yang bisa diterapkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Rancangan kurikulum itu disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kementerian Ketenagakerjaan.

Deputi Pengembangan Talenta AGI, Ibnu Raziq, mengatakan pengembangan kurikulum baru itu relevan dengan industri game di dalam negeri yang semakin kompetitif. Inisiatif AGI muncul dari penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional.

“Untuk standarisasi game developer di Indonesia. Apa saja yang perlu bisa dikuasai dan dipelajari di dalamnya, untuk nanti diterjemahkan ke kampus-kampus,” katanya, dilansir dari Antara, Sabtu, 29 Juni 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus