Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini dunia maya dihebohkan dengan munculnya mural atau lukisan dinding mirip Presiden Jokowi yang matanya tertutup kain merah bertuliskan “404: Not Found”. Pembuat mural tersebut kini sedang berada dalam incaran polisi karena terindikasi menghina simbol negara. Meskipun demikian, beberapa pengamat justru menganggap bahwa mural tersebut merupakan ekspresi seni biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu narasi yang diperdebatkan di media sosial adalah tulisan “404: Not Found” dalam mural tersebut. Narasi tersebut umum ditemui ketika berselancar di internet. Ketika sebuah alamat atau pranala yang sebenarnya tidak merujuk pada suatu halaman diketikkan, narasi “404: Not Found” pun akan muncul. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya halaman yang dituju tidak pernah ada sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, tulisan “404: Not Found” ternyata memiliki sejarah yang lebih panjang lagi. Mantan Politikus Partai Demokrat, Roy Suryo, berkomentar terkait dengan makna tulisan tersebut. Melalui akun Twitter pribadinya, @KRMTRoySuryo2, ia mengungkapkan tulisan “404: Not Found” awalnya berasal dari sebuah organisasi bernama Conseil Européen pour la Recherche Nucléaire (CERN). Organisasi tersebut merupakan organisasi riset pengembang teknologi nuklir di Eropa.
Roy Suryo mengungkapkan bahwa di dalam gedung organisasi tersebut ada sebuah ruang bernama 404. Namun, ruang ini sebenarnya tidak pernah ada. “Jadilah mitos kalau file dicari tidak ketemu-temu, maka ditulis ‘404:Not Found’,” ungkap Roy Suryo seperti dikutip dari akun Twitternya, 14 Agustus 2021.
Cuitan Roy Suryo di akun Twitter pribadinya ini dikonfirmasi oleh sebuah artikel di laman historyofyesterday.com. Narasi “404: Not Found” ternyata berkaitan dengan sejarah awal perkembangan internet. Tim Berners-Lee dan Robert Cailliau, penemu World Wide Web, sebelumnya pernah bekerja di CERN.
Di organisasi tersebut, mereka bertugas untuk mendistribusikan data dan informasi melalui sebuah teks virtual. Karena teknologi internet belum berkembang pesat, mereka mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan itu muncul karena pengirim data sering kali memasukkan data yang benar, tetapi dengan nama yang salah. Untuk mengatasi masalah tersebut, kedua ilmuwan tersebut pun mengirim sebuah pesan kepada pengirim yang salah memasukkan nama data. Pesan tersebut berbunyi: “404: Not Found”.
Semenjak itu, tulisan tersebut pun populer di World Wide Web. Sebab, masih banyak pengirim data yang melakukan kesalahan dan mendapat pesan tersebut. Orang-orang pun kala itu beranggapan bahwa 404 merupakan kode ruangan di CERN. Namun, Robert Cailliau mengonfirmasi bahwa ruangan tersebut tidak ada di CERN. Ruangan di CERN dimulai dari nomor 410 ke atas. Karena itu, ruangan bernomor 404 pun tidak pernah ditemukan di gedung CERN.
BANGKIT ADHI WIGUNA