SUATU penyelesaian ternyata sudah terjadi dalam mengatasi krisis
yang menimpa Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) -- salah satu
bank devisa swasta yang terkemuka di Jakarta. BDNI yang
mengalami krisis akibat tidak sanggup membayar utang-utangnya
kepada bank-bank luar negeri sebesar US$ 30 juta, telah menarik
simpati seorang pengusaha nonpribuml.
Sjamsul Nursalim, 38 tahun, dulu Liem Tjoe Ho, oleh kalangan
pengusaha di Kota yang mengenalnya telah dijuluki sebagai 'juru
selamat" BDNI. Lebih dikenal sebagai industrialis, Sjamsul yang
pernah sekolah di Inggris itu, merupakan nasabah lama dari bank
Pranis terkenal Societe Generale-, cabang Singapura.
Kepada TEMPO baru-baru ini Dir-Ut BDNI yang baru ini
mengoreksi berita yang mengatakan BDNI mendapat pinjaman US$ 15
juta atau Rp 9,4 milyar dari bank pemerintah Prancis Societe
Generale. "Itu tidak betul," katanya. Dalam bahasa Indonesia
yang tak begitu lancar, Sjamsul yang tergolong kelompok "Babah"
itu kemudian menerangkan, pinjaman itu memang berasal dari
liociete Generale cabang Singapura. "Tapi itu buat perusahaan
saya yang lain," tukasnya.
Mengobati
Sebelum terjun ke BDNI, Sjamsul adalah Dir-Ut PT Gajah Tunggal,
pembuat ban-ban sepeda motor merk Gajah dan IRC. Dia juga duduk
dalam direksi perusahaan cat Kansai, yang bekerjasama dengan
Jepang. Di Lampung dia punya pabrik Tapioka. Satu-satunya
kegiatan Sjamsul di bank, adalah sebagai Komisaris Utama PT Daya
Indonesia Bank, sebuah bank lokal di Jalan Kopi, Jakarta Kota.
Di Singapura dia juga punya kegiatan, antara lain sebagai salah
seorang pemilik perkantoran Tuan Sing Tover, Robinson Road. Di
gedung jangkung itu pula Societe Generale cabang Singapura
membuka kantornya. Tak heran bila Sjamsul, yang sejak kecil
bercita-cita menjadi bankir, mendapat kepercayaan dari bank
Prancis itu.
Boleh jadi pinjaman itu ia salurkan untuk mengobati BDNI, antara
lain untuk membeli 50% sahm bank tersebut. Uang itu kemudian
akan digunakan oleh BDNI untuk melunasi utang-utangnya.
Bank-bank di luar negri yang masih mempunyai tadihan kedapa Ja
BDNI dengan sendirinya merasa senang, sekalipun mereka
mengetahui tak semua kreditnya akan kembali. Setidaknya itulah
perasaan tira bank pemberi pinjaman terbesar kepada BDN.
Bankirs Trust of New York mengutangkan US$ 1,8 juta kepada
BDNl, B?nque Nationale de Paris sekitar US$, 2,8 juta, Chiyu
Banking Corporation -- sebuah bank milik pemerintah RRC punya
tagihan sebesar US$ 6,2 juta.
Ketiga bank itu pada prinsipnya menyetujui perjanjian yang
dibikin dengan Sjamsul Nursalim dan BDNI, bahwa mereka, akan
menerima sekitar 66% dari BDNI sebagai pembayaran sebagian
utangnya. Sisanya yang 34% akan dicicil selama 7 tahun oleh PT
Irosteel Works dan PT Baja Indonesia Utama, dua pabrik baja
menyedot sebagian besar dana BDNI sebagai akibat tindakan Dir-Ut
BDNI yang lama, Paulus Wibowo.
Ketika masuk di BDNI Paulus telah menyetor sebanyak
50% atau Rp 1,5 milyar -- separuh dari seluruh modal BDNI
setelah ditingkatkan. Saham bagian Paulus itu yang diambil oper
oleh Syamsul. Sisanya 50% masih milik PT Nasantour Duta
Development Corporation dan PT Duta and Djaya Development
Investment Corporation, keduanya punya Sri Sultan Hamengkubuwono
XI.
Foto Sri Sultan, bekas Wakil Presiden RI itu, masih tetap
terpampang di dinding ruang kerja Syamsul Nursalim. Dan dalam
rapat luar biasa para pemegang saham 19 September lalu,
diputuskan Pak Sultan akan tetap duduk sebagai Komisaris Utama
Kehormatan, di samping Mayjen Pol Purn. Moh. Soebekti sebagai
Ketua Dewan Komisaris. Tak lain nama Paulus Wibowo dan Sri
Budoyo Mewakili Sri Sultan, tokoh pariwisata itu tadinyaadalah
komisaris Utama BDNI.
Menurut Suwito Reksoatmojo 66 salah satu komisaris BDNI
sejak 1962, modal statuter (yang tercantum dalam akte
notaris) BDNI berjumlah Rp 15 milyar. Tapi persyaratan minimal
modal kerja sebuah bank devisa, seperti ditetapkan oleh BI,
adalah Rp 6 milyar dua kali lipat dari persyaratan BI
sebelumnya. Bagi bangkir Nursalim, nasabah bank Prancih itu,
ini agaknya bukan soal. Minggu lalu persyaratan modal itu
sudah disetornya,"kata Sawito.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini