Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berkuasa di wilayah dengan kekayaan alam berlimpah, Bupati Kutai Timur Isran Noor mengaku tak gentar terhadap ancaman Churchill Mining Plc, yang kini menggugatnya di Mahkamah Agung. Ia juga tak percaya tindakannya mencabut izin usaha pertambangan yang dikantongi PT Ridlatama-Churchill akan mengganggu iklim investasi dan merusak kepercayaan investor. "Itu omong kosong besar. Banyak yang antre mau berinvestasi di Kutai Timur," katanya saat ditemui wartawan Tempo, Y. Tomi Aryanto, di ruang tunggu eksekutif Garuda Indonesia di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Kamis pagi pekan lalu.
Isran Noor menggantikan Awang Faroek Ishak, yang terpilih sebagai Gubernur Kalimantan Timur periode 2008-2013. Dalam pemilihan kepala daerah pada 27 November 2010, ia terpilih sebagai bupati untuk masa jabatan 2011-2016. Isran juga tercatat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Partai Demokrat Kalimantan Timur dan saat ini berancang-ancang maju sebagai calon gubernur dalam pemilihan kepala daerah tahun depan.
Gugatan Churchill Mining kini sudah di Mahkamah Agung. Anda yakin akan menang?
Saya tidak kenal dan tak ada urusan dengan Churchill Mining. Tidak pernah ada konsesi atas nama Churchill di Kutai Timur. Yang saya tahu hanya Ridlatama. Dan izin mereka sudah saya cabut, karena itu ilegal. Mereka juga memalsukan dokumen serta tanda tangan bupati terdahulu. Silakan saja menggugat. Sampai kapan juga enggak bakal mereka menang.
Kenapa Anda berkukuh mencabut izin mereka?
Karena mereka melanggar Undang-Undang Nomor 41 tentang Kehutanan. Keputusan mencabut itu berdasarkan rekomendasi dari Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
Churchill mendapatkan konsesi dengan mengambil alih sebagian kepemilikan Ridlatama?
Kalaupun ada, itu pasti ilegal. Kalau mau kerja sama, boleh saja. Tapi ada prosedurnya. Mereka itu kan investor asing. Kalau mau menambang, bukan dengan izin usaha pertambangan, tapi melalui skema perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara. Pengalihan saham itu juga ilegal karena dilakukan tanpa setahu bupati. Aturan itu jelas sekali terdapat dalam klausul ketentuan pertambangan. Ini salah satu pelanggaran lainnya. Dengan alasan ini saja bupati sudah berhak mencabut izin mereka.
Churchill menduga ada pihak lain di belakang Anda yang hendak merebut konsesi setelah tahu ada penemuan deposit besar di sana?
Sekali lagi saya tegaskan, saya tidak ada urusan dengan Churchill. Jadi terserah mau menuding apa saja. Mereka ini kan orang Inggris, semestinya taat aturan. Jangan seenaknya saja mau masuk ke sini dengan melanggar ketentuan. Dia anggap apa bangsa Indonesia ini?
Saat ini apa yang sudah dilakukan Nusantara Group di lahan konsesi itu?
Apa pun yang mau mereka lakukan, itu sudah jadi hak mereka, karena mereka menjalankannya sesuai dengan prosedur dan aturan. Apalagi mereka ini (milik) bangsa Indonesia.
Anda kenal dengan Prabowo Subianto sebagai pemilik Nusantara?
Saya kenal baik sudah lama sekali. Saat Pak Prabowo dilantik sebagai Komandan Jenderal Kopassus (Desember 1995), saya juga diundang. Tapi bukan karena saya berteman baik kemudian saya membela dia. Itu karena memang dia menjalankannya sesuai dengan prosedur.
Pemerintah Inggris aktif membantu Churchill melalui kedutaannya dan jalur lobi lain….
Silakan saja mau lobi lewat mana pun. Mengancam mau ke arbitrase internasional juga silakan. Tidak ada masalah. Jangan bangsa ini diancam-ancam. Akan saya hadapi.
Mereka mengatakan tindakan Anda ini bisa mengganggu iklim investasi Indonesia….
Itu omong kosong besar. Banyak yang antre mau berinvestasi di Kutai Timur, baik di perkebunan maupun pertambangan. Indonesia ini surganya investor. Akan saya layani dengan baik kalau mereka datang sesuai dengan aturan bangsa ini. Tapi, kalau melanggar, saya tak peduli, siapa pun saya sikat. Jadi jangan main-main.
Apakah ada tekanan kepada Anda dari pemerintah pusat akibat lobi Churchill?
Tidak ada. Saya sudah melapor ke Presiden di Cikeas sewaktu mereka mulai mengancam. Kalau tak salah, pada 21 Januari lalu. Dan Presiden memahami dan sangat percaya dengan apa yang saya sampaikan. Beliau berterima kasih dan sangat senang dengan tindakan yang saya lakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo