Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KENDATI kalah voting dalam rapat direksi Bumi Plc, Nathaniel Philip Victor James Rothschild, 41 tahun, belum mau menyerah. Dia melanjutkan kritik kepada Grup Bakrie yang dulu menjadi mitranya saat mendirikan Vallar dan menguasai saham tambang batu bara terbesar di dunia: Bumi Resources.
Dua pekan lalu, investor kakap keturunan keluarga baron keuangan dari Inggris tersebut melansir dugaan ijazah palsu CEO Bumi Plc Nick von Schirnding dari University of the Witwatersrand, Johannesburg. Kamis malam pekan lalu atau pukul 13.00 waktu London, pemilik 11 persen saham Bumi Plc itu berbincang dengan GustiÂdha Budiartie dari Tempo dalam sebuah wawancara via telepon selama 15 menit.
Anda ingin menyelamatkan atau punya tujuan lain di Bumi Plc?
Saya mencoba menyelamatkan kepentingan atau melindungi hak pemegang saham minoritas Bumi Plc, Bumi Resources, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Sebagai sesama pemegang saham minoritas, kami harus saling dukung untuk melindungi hak kami. Korupsi dan penyimpangan di Bumi Resources harus dihentikan. Dalam beberapa pekan ke depan, kami akan mengajukan langkah hukum untuk melawan Bakrie. Kami akan melihat apakah keluarga Bakrie mampu menjual aset mayoritas mereka untuk membiayai transaksi dengan Bumi Plc.
Kabarnya Anda mengungkap penyelewengan di BRMS, yang 87,09 persen sahamnya dimiliki oleh Bumi Resources?
Bumi Rersorces sekarang hanya memiliki 45 persen saham di BRMS. WhistleÂblower kami di Bumi Plc sudah lama memberitahukan bahwa untuk menutup bunga utang, Bumi Resources menjual saham di BRMS secara diam-diam dan pelan-pelan.
(Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava dalam keterangan tertulisnya pada Rabu pekan lalu menyatakan belum ada penjualan saham BRMS. "Tak ada perubahan rencana strategis perseroan untuk mengurangi utang dengan cara memonetisasi aset wajar," katanya.)
Mengapa Anda selama ini diam?
Kami menunggu sampai Bumi Resources dan BRMS mengungkapkannya sendiri. Jadi, pernyataan Bumi Resources bahwa masih memiliki 87 persen di BRMS itu bohong.
Apa informasi lainnya?
Pada Desember 2010, dana IPO BRMS yang ditempatkan di Bank UOB Singapura dipinjamkan kembali kepada keluarga Bakrie. Pada April 2011, ada data yang diberikan oleh whistleblower lainnya.
Anda punya banyak informan?
Iya. Informan yang kedua memberi informasi US$ 415 juta dana BRMS langsung dinikmati keluarga Bakrie. Terjadi penyimpangan perhitungan akuntansi sehingga soal ini tak tercium publik. Samin Tan (Chairman Bumi Plc dan pemilik PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk) ketika ingin menggunakan dananya menemukan dana IPO sudah raib. Ia lantas meminjam uang dari Credit Suisse US$ 100 juta, yang seharusnya untuk mengembangkan area tambang Dairy Prima milik BRMS. Pinjaman tak perlu dilakukan kalau ada dana IPO. Tapi dana IPO sudah dipakai Bakrie. Dana tersebut belum kembali hingga kini.
Apa akibat dari pengambilan dana IPO itu?
Ingat, belum ada aset proyek yang dikembangkan sejak IPO pada Desember 2010. Uang dari IPO diambil oleh Bakrie. Mereka tak punya uang, sudah bangkrut, akhirnya mereka menjual saham Bumi Resources di BRMS. Mereka tahu saham tersebut tak ada harganya karena memang tak ada uang untuk mengembangkan proyek.
(Jumat pekan lalu, Senior Vice President Grup Bakrie Christopher Fong mengatakan perihal ini lebih baik ditanyakan ke BRMS. Menurut dia, pengembangan proyek belum bisa dilakukan. Tapi, jika ada dana, misalnya dari IPO, dana ditahan sampai proyek bisa dikerjakan.)
Jadi, semua dana diambil Bakrie?
Pada September 2012, Samin Tan mengotorisasi pinjaman US$ 100 juta, yang semestinya untuk tambang Dairy Prima tapi malah dilempar ke Bumi Resources untuk membayar bunga pinjaman September-Oktober 2012. Dulu pemegang saham minoritas Bumi Plc, termasuk Vallar, membeli saham Bumi Resources karena aset-asetnya yang fantastis dan menarik untuk dikembangkan. Namun kenyataannya tak ada lagi aset yang bisa dikembangkan karena uangnya habis untuk hal-hal selain pengembangan bisnis.
(Fong menyatakan tak tahu apa tujuan Nat. "Dia perlu menemukan hobi yang lain," ucapnya.)
Bagaimana sikap pemegang saham minoritas?
Pemegang saham minoritas tak tahu soal ini karena tak memiliki informasi. Sekarang ada orang dalam BRMS yang membocorkan informasi kepada publik. Tapi Bumi Resources membantah, atau memang tak mau memberikan informasi tersebut.
(Dileep Srivastava mengatakan tak bisa mengomentari gosip. "Terutama dari sumber yang misinya setiap hari menyebarkan gosip negatif tentang perusahaan tanpa henti dan tetap tak berhasil memperoleh dukungan. Catatan keuangan dan operasional kami terbuka dan menjadi wilayah publik. Penjelasan kami terang-benderang.")
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo