Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasar otomotif Indonesia tak ubahnya seperti arena adu balap. Mobil-mobil baru datang susul-menyusul. Aroma persaingan pun tak pernah surut. Awal November lalu, misalnya, Astra Daihatsu Motor meluncurkan Grand Max setelah pada bulan sebelumnya menutup sejarah Daihatsu Zebra. Peluncuran Grand Max tak lama berselang setelah Suzuki melempar APV Arena. Keduanya sama-sama bermain di mesin 1.500 cc.
Mei lalu, Nissan juga meluncurkan Grand Livina setelah di awal tahun Toyota mulai memajang Rush dan Daihatsu menjual kembarannya, Terios. Ketiga mobil ini sama-sama mengusung mesin 1.500 cc—kecuali Livina yang punya varian 1.800 cc. Sebelumnya, di sana sudah ada Suzuki APV dan Toyota Avanza, yang juga punya kelas 1.300 cc.
Anehnya, pasar terus saja menyerap mobil-mobil baru tersebut. Grand Max, misalnya, sudah mengantongi order pemesanan 4.000 unit. ”Permintaannya sangat bagus,” kata Direktur Pemasaran Astra Daihatsu Motor Suparno Djasmin. Harga mobil tipe baru dengan berbagai variasi ini masih di bawah Rp 100 juta. Bentuk mobilnya tak beda jauh dengan Suzuki APV.
Nasib baik juga menghinggapi APV Arena. Jumlah orang yang inden untuk mendapatkannya, menurut Direktur Pemasaran Indomobil Niaga International Rudjojo Nirjana, sudah 3.500 orang. Permintaan itu datang sejak pertengahan September lalu. Padahal, Suzuki hanya menargetkan total penjualan 3.500 unit sampai akhir tahun ini.
Pasar memang tengah menggeliat. Setelah tahun lalu jeblok sampai 318 ribu, penjualan tahun ini diperkirakan bisa mencapai 400 ribu unit. Sampai Oktober lalu, penjualan mobil sudah hampir menembus 350 ribu unit. Dari jumlah itu, sekitar 150 ribu unit berada di pasar 1.300-1.500 cc atau dengan harga rata-rata di bawah Rp 150 juta. Pertarungan keras memang terjadi di kelas tersebut.
Direktur Pemasaran Indomobil Niaga International Rudjojo Nirjana tak khawatir Grand Max akan menggerus pasar Suzuki Futura, yang juga memiliki kapasitas mesin yang sama. Kedua merek ini sejak awal sudah bersaing ketat. Dari dulu, kata dia, antara kedua merek ini sudah berperang. Namun, masing-masing merek sekarang sudah memiliki pasarnya sendiri yang cukup fanatik. ”Kami serahkan saja ke pasar.”
Menurut Rudjojo, dagangan Futura sampai sekarang juga masih bagus dengan rata-rata penjualan 1.000 unit tiap bulan. Jika ditambah dengan Carry yang masuk ke pasar 1.000 cc, total yang terjual 2.500 unit per bulan. Itu sebabnya, Suzuki belum merasa perlu mengeluarkan varian baru Futura atau Carry untuk menandingi Grand Max. Suzuki APV juga sudah memiliki pasar sendiri dan berhasil terjual rata-rata 2.000 unit per bulan sejak diluncurkan tiga tahun lalu.
Totok Triyono, Head Customer Care Department Astra Daihatsu Motor, berpendapat senada. Ia tak mencemaskan pasar Daihatsu Terios, Toyota Avanza atau Toyota Rush akan tergerus oleh Grand Max. Dari sisi harga saja, kata dia, sudah beda. Avanza, misalnya, dilepas sekitar Rp 130 juta. Target segmen konsumennya pun sangat berbeda, karena generasi penerus Zebra itu lebih banyak difokuskan untuk keperluan komersial seperti mengangkut barang.
Larisnya kendaraan 1.000-1.500 cc ini, menurut pengamat otomotif Soehari Sargo, karena daya beli memang baru sebatas di harga tersebut. Kalau di atasnya lagi, pasarnya makin terbatas karena orang-orang yang mampu membelinya juga makin kecil. Pendapat sama dikemukakan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Bambang Trisulo. Menurut dia, mayoritas pasar memilih mini multipurpose vehicle 4x2.
Kini, praktis mobil penumpang kelas 1.000-1.500 cc dengan harga di kisaran Rp 150 juta tidak ada yang kosong. Sebelum Rush, Terios, dan Grand Livina masuk ke kelas 1.500, di sana hanya ada APV dan, belakangan, Avanza. Harganya pun jauh di bawah Rp 150 juta. Sekarang ruang kosong itu sudah terisi. Konsumen pun memiliki banyak pilihan, mulai dari harga di bawah Rp 100 juta sampai di atas Rp 150 juta.
Grace S. Gandhi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo