Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font size=2 color=#FF9900>PESTA DISKON</font><br />Pesta Setengah Hati

Jakarta Great Sale ditargetkan meraup Rp 7,2 triliun. Mendorong orang berbelanja dua-tiga kali lipat.

28 Juni 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUSIM belanja tiba. Barisan mal kinclong di jalanan Jakarta berteriak, ”Sale, sale…!” Jumlah potongan, 20-80 persen, ditulis merah menyala. Semua serba mengundang. Saraf konsumtivistik dipompa sampai menggelembung. Itulah Jakarta Great Sale 2010, pesta tahunan memeriahkan ulang tahun Jakarta, 18 Juni-18 Juli.

Dian Ariffahmi, 28 tahun, tergoda ajakan Jakarta Great Sale. Kamis sore pekan lalu, dia ikut meramaikan gerai Mango di Plaza Indonesia. Dian menimang tas tangan oranye. Harganya terpangkas, dari Rp 700 ribu menjadi Rp 400 ribu. Lumayan. ”Sayang, yang didiskon kebanyakan barang lama. Modelnya agak ketinggalan,” kata penulis lepas ini.

Keluar dari Mango, Dian melangkah ke gerai berikutnya. Kali ini butik Jean Paul Gaultier. ”Dulu saya harus ke Singapura buat cari merek ini,” katanya. Potongan harga gaun rancangan Gaultier di sini sampai lebih dari 50 persen, dari Rp 2-4 juta menjadi Rp 1-2 juta. ”Ini diskon beneran, harganya tidak di-mark up lebih dulu,” kata Dian, yang rajin menyambangi berbagai mal, termasuk di Singapura, untuk survei harga.

Aura belanja juga memenuhi udara Plaza Semanggi, Gatot Subroto. Gerai andalan mal ini, Centro, dijubeli pengunjung. Diskonnya lebih dari 50 persen untuk berbagai merek terkenal. Aneka pajangan kian menggoda hasrat belanja.

Kartika Susanti, 27 tahun, memborong empat helai kemeja The Executive yang berharga separuh banderol normal Rp 200-300 ribu. Sepotong gaun juga dia sambar. ”Mumpung diskon,” katanya. Total belanjanya sudah Rp 700 ribu. Kartika belum puas. ”Akhir bulan nanti belanja lagi, pas gajian,” kata wartawan di sebuah media ini.

Banting harga memang strategi ampuh mendongkrak penjualan. Andreas Kartawinata, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, optimistis memasang target pendapatan Rp 7,2 triliun di ajang Jakarta Great Sale 2010, naik 20 persen dibanding tahun lalu. Tak kurang dari 67 mal dan 1.200 outlet turut serta.

Ibarat memancing ikan, diskon adalah umpan berdaya pikat luar biasa. Jurus ini, menurut Presiden Direktur Senayan City Handaka Sentosa, ”Efektif membuat orang berbelanja dua hingga tiga kali lipat dari biasa.” Debenhams, gerai utama Senayan City, ikut banting harga 20-80 persen.

Direktur Blok M Plaza Stefanus Ridwan sependapat dengan Handaka. ”Omzet kami lebih tinggi 20 persen dibanding tahun lalu,” ujarnya.

Tambahan iming-iming makin memuluskan jalan meraih target. Hadiah mobil Nissan Serena disediakan di ujung Jakarta Great Sale. ”Setiap belanja lebih Rp 250 ribu berhak ikut undian,” kata Andreas.

Banting harga ala Jakarta memang meriah. Promosinya gencar, termasuk dengan memecahkan rekor (Museum Rekor Indonesia) peluncuran kembang api serentak di 33 mal.

Sayangnya, ajang ini terkesan setengah hati. Tak semua gerai ikut berpartisipasi. Martalena Tobing, 26 tahun, misalnya, mengelilingi tiga pusat perbelanjaan. ”Diskonnya cuma basa-basi,” katanya. Mark & Spencer, Swatch, dan Zara, misalnya, tetap keukeuh sonder diskon.

Bandingkan dengan pesta diskon di negeri tetangga, Singapore Great Sale. Pesta yang satu ini dirancang habis-habisan. Dari toko buku Border sampai maskapai penerbangan Singapore Airlines memberikan diskon. ”Di sana semua kompak,” ujar Martalena.

Di Jakarta, menurut Andreas Kartawinata, hotel dan maskapai penerbangan tidak ambil bagian. Alasannya, Juni-Juli adalah musim liburan. ”Musim panen bagi hotel dan penerbangan,” katanya.

Perkara harga, diskon di Singapura lebih berasa. Selisih harga sepatu merek Charles & Keith, misalnya, bisa Rp 100 ribuan. ”Lebih mahal di Jakarta,” kata Vennie, 27 tahun, karyawan perusahaan swasta.

Walhasil, tak aneh bila pamor pesta diskon Singapura lebih kuat. Tutum Rahanta, Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, tak memungkiri hal ini. Kaum shopaholic (penggila belanja) Jakarta hampir pasti selalu menikmati pesta Singapore Great Sale.

Ikhtiar menyaingi Singapore Great Sale bukannya tak ada. Salah satunya dengan mencocokkan jadwal Jakarta Great Sale dengan musim liburan sekolah. Tahun lalu, pesta diskon Jakarta digelar pada Agustus. ”Kami ingin memunculkan kebiasaan baru,” kata Tutum. ”Orang Indonesia berbelanja di rumah sendiri.”

Tutum menegaskan, butuh upaya ekstraserius demi mewujudkan mimpi Jakarta sebagai kota tujuan wisata, termasuk wisata belanja. ”Berbagai soal perlu menjadi perhatian,” katanya. Kriteria pajak barang, kenyamanan fasilitas umum, dan transportasi publik, misalnya, wajib dibenahi.

Nieke Indrietta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus