Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan meminta Perum Bulog memastikan ketersediaan gudang untuk menampung serapan beras. Hingga April 2025, perusahaan pelat merah itu ditargetkan menyerap beras 3 juta ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bulog harus menyerap gabah sebanyak-banyaknya agar di petani harganya Rp 6.500 per kilogram," ujar Zulhas dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, Senin, 27 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlebih, Zulhas mengatakan, saat ini petani akan segera memasuki masa panen raya. Produksi beras diperkirakan akan melimpah sepanjang Februari hingga April. Karena itu, ujar dia, stok beras Bulog jangan dikeluarkan dulu.
Untuk memastikan manajemen gudang berjalan dengan baik, Zulhas meminta Bulog bekerja sama dengan pemerintah daerah. Pasalnya, gudang yang ada saat ini akan penuh jika target menyerap beras 3 juta ton telah tercapai.
"Timbul tantangan baru tapi ini tantangan baik. Perlu gudang, ini gudangnya penuh jadi kalau mau beli lagi 3 juta to. harus cari gudang baru. Tentu perlu didukung bupati dan gubernur," ujar Zulhas.
Di samping itu, Bulog harus menjaga kualitas stok beras yang saat ini disimpan di gudang. Beras itu telah masuk sejak Januari atau Juni tahun lalu. Karena itu jika terlalu lama disimpan, kualitasnya akan menurun hingga tak dapat di konsumsi lagi.
Arahan menyerap beras 3 juta ton disepakati dalam rapat koordinasi terbatas di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu, 22 Januari 2025. “Kami rapatnya agak panjang ya, memang harus membeli sebanyak 3 juta ton dalam waktu yang pendek ini,” ujar Zulhas dalam jumpa pers seusai rakortas.
Zulhas merinci, penyerapan beras itu akan dilakukan hingga April 2025. Pabrik-pabrik penggilingan padi akan menebus gabah yang dihasilkan petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP), yakni Rp 6.500 per kilogram. Sedangkan Bulog akan menebus beras di harga Rp 12.000 per kilogram.
Tapi Bulog tak puas dengan harga ini. Untuk bisa bersaing dengan swasta, perusahaan pelat merah ini menginginkan harga lebih tinggi. Zulhas berujar, diskusi ihwal ini yang mengakibatkan rakortas berlarat.
Akhirnya setelah melalui diskusi alot, rakortas memutuskan kisaran harga pembelian beras sebesar Rp 12.000 hingga Rp 12.250 per kilogram. “Kami sepakat, tapi belum menjadi keputusan. Kami akan membawanya dalam rapat terbatas (ratas) dulu,” ujar Zulhas.