Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

153 Hektare Sawah di Lebak Banten Alami Kekeringan, Berapa Dampak Kerugiannya?

BPBD menyebutkan areal persawahan yang terdampak kekeringan seluas 153 hektare berdasarkan laporan Dinas Pertanian setempat.

26 Agustus 2023 | 19.01 WIB

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meninjau lahan pertanian yang akan ditanami padi saat penanaman padi perdana Gerakan Nasional El Nino di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Senin, 7 Agustus 2023. Mentan memastikan kebutuhan beras dalam menghadapi cuaca buruk el nino dalam kondisi aman. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Perbesar
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meninjau lahan pertanian yang akan ditanami padi saat penanaman padi perdana Gerakan Nasional El Nino di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Senin, 7 Agustus 2023. Mentan memastikan kebutuhan beras dalam menghadapi cuaca buruk el nino dalam kondisi aman. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan areal persawahan yang terdampak kekeringan seluas 153 hektare berdasarkan laporan Dinas Pertanian setempat.

"Kami belum bisa memperkirakan kerugian areal persawahan dan krisis air bersih di 18 kecamatan akibat kemarau atau El Nino itu," kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama di Lebak, Sabtu 26 Agustus 2023.
Ia mengatakan tanaman padi yang terdampak kekeringan itu tentu perlu dilakukan penanganan sehingga tidak menimbulkan gagal panen atau puso. Apalagi BMKG memperkirakan kemarau ekstrem berlangsung hingga September 2023.
 
BPBD Lebak, lanjut dia, berkoordinasi dengan instansi lain untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari fenomena Nino, menyusul ditetapkan "Status Darurat Kekeringan".
Kemarau yang terjadi sejak dua pekan terakhir ini, lanjutnya, dikhawatirkan menimbulkan kesulitan air, ancaman ketersediaan pangan, dan menimbulkan berbagai penyakit menular.
Karena itu BPBD Lebak menggelar rapat koordinasi untuk mengantisipasi kekeringan agar tidak berdampak terhadap kehidupan masyarakat.

Opsi pompanisasi di daerah areal persawahan 
"Kami bersama instansi lain bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) agar El Nino tidak menjadi ancaman ketersediaan pangan, krisis air bersih, dan penyakit menular," kata Febby.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pihaknya kini melakukan pompanisasi di daerah areal persawahan yang memiliki sumber air permukaan dengan menyedot air Sungai Ciujung, Ciberang, Cisimeut, dan sungai lainnya.
Penyedotan air permukaan itu, kata dia, untuk penyelamatan tanaman agar bisa dipanen yang usia tanaman rata- rata 30-60 hari setelah tanam.
"Kami prioritaskan areal persawahan yang terdapat sumber air permukaan bisa diselamatkan," katanya.
 
Sementara itu Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi mengimbau masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan lahan untuk ditanami ubi- ubian sebagai makanan pendamping beras guna mengantisipasi dampak El Nino pada bidang pangan.
 
"Kita minta warga dapat menanam ubi - ubian guna memenuhi ketersediaan pangan," kata Ade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus