Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

20 Tahun Menunggu, Akhirnya Teh dari Simalungun Tembus Eropa

Pabrik teh yang baru diresmikan di Kecamatan Sidamanik Simalungun, sudah ada sejak zaman kolonial, berdiri pada 1926 silam.

28 Mei 2023 | 09.16 WIB

Ilustrasi kantong teh. (Pixabay/Congerdesign)
Perbesar
Ilustrasi kantong teh. (Pixabay/Congerdesign)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Medan - Direktur PT Perkebunan Nusantara 4, Sucipto Prayitno meresmikan pabrik di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada 25 Mei 2023 lalu. Peresmian ini sebagai bentuk keseriusan perusahaan PTPN 4 membawa industri teh kembali berjaya, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sucipto bersyukur atas catatan fantastis yang dibukukan perusahaan sejak beberapa tahun terakhir, termasuk mengoptimalkan kebun dan pabrik teh. Sejak dua puluh tahun belakangan, belum ada satu pun produk teh Indonesia yang mampu menembus standar kandungan antrakuinon yang dipatok Eropa, yakni di bawah 0,02 part per million (ppm). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berkat kemauan yang didukung strategi tepat, PTPN 4 berhasil memenuhi standar setelah kadar antrakuinonnya hanya tercatat 0,01 ppm pada 2022. Tidak sekadar berhasil menunjukkan kualitasnya di pangsa Eropa, perkebunan dan pabrik teh juga menyandang predikat terbaik di segmen dalam negeri. 

"Dulu, industri teh lokal cenderung berkiblat ke PTPN 8 di Jawa Barat. Situasi berbalik, sekarang PTPN 4 yang jadi pusatnya," kata Sucipto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 26 Mei 2023.

Semua pencapaian ini, menurut Sucipto, tidak datang begitu saja. Melainkan buah dari kerja keras serta konsistensi seluruh komponen perusahaan. Melalui peresmian pabrik pengemasan teh retail tersebut, dia berharap PTPN 4 terus memberikan yang terbaik untuk masyarakat, khususnya di Simalungun.

“Kita sungguh-sungguh menjaga warisan yang sudah kita peroleh dari pendahulu kita, mungkin ratusan tahun lalu. Akan kita jaga seterusnya,” ucapnya disambut tepuk tangan.

Pabrik teh yang baru diresmikan sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial, berdiri pada 1926 silam. Mulai produksi empat tahun berikutnya. Setelah dinasionalisasi, pabrik ini memproduksi teh hitam. 

Seiring perkembangan, PTPN 4 kemudian meluncurkan dua produk teh dengan kualitas dan kemasan yang lebih baik dan modern. Keduanya adalah Tobasari Tea dan Butong Tea. Mengoptimalisasikan potensi, perusahaan menempuh aneka cara, salah satunya dengan penyesuaian dan inovasi.

Selanjutnya: Peluang berkat pergeseran selera konsumsi masyarakat

Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN 4, Riza Fahlevi Naim menambahkan, ada ragam faktor yang membulatkan tekad perusahaan membangun pabrik pengemasan. Di antaranya karena peluang keuntungan yang tersaji berkat pergeseran selera konsumsi masyarakat.

Kini, lebih banyak konsumen lokal yang menaruh perhatian lebih terhadap sisi kesehatan. Di tengah tren yang berlangsung, produk teh pun muncul sebagai pilihan karena manfaatnya bagi tubuh. PTPN 4 menempuh langkah strategis, termasuk dengan melengkapi infrastruktur.

Selama ini, teh kualitas terbaik yang diproduksi PTPN 4 cenderung dipasarkan ke luar negeri atau berorientasi ekspor. Sekarang, produk teh unggulan perusahaan juga hadir di dalam negeri demi menjawab kebutuhan konsumen domestik. Selain faktor profit, pendirian pabrik juga diharap mampu membangkitkan geliat perekonomian setempat serta menciptakan lapangan kerja barun.

“Pada tahap awal, skala produksi kita terbilang masih kecil. Namun kita optimistis dengan adanya perubahan pola dan tingkat permintaan, Insya Allah pabrik ini kelak akan berkembang besar,” ujar Riza.

Kepala Bagian Optimalisasi Anak Perusahaan dan Aset PTPN 4, Muzani menjelaskan, ada empat unit mesin di pabrik. Mesin pertama memproduksi teh seduh dengan volume 100-250 gram per kemasan, sedangkan kapasitas produksinya sekitar 8-10 pouch per menit. Mesin kedua juga memproduksi teh seduh. Namun ukuran volumenya 500-1.000 gram dengan kapasitas produksi 6-8 pouch per menit. 

Mesin ketiga memproduksi teh celup non amplop berkapasitas 50-60 teabag per menit. Mesin yang keempat juga memproduksi teh celup amplop, namun kapasitasnya 40-50 teabag per menit.

“Secara keseluruhan, pabrik bisa memproduksi total 1 sampai 1,2 juta kemasan per tahun, atau 90.000 sampai 100.000 kemasan per bulan. Nah, ini yang akan kita pasarkan ke masyarakat, terutama di Kabupaten Simalungun,” ujar Muzani.

Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Simalungun Esron Sinaga mengapresiasi masyarakat dan PTPN 4. Menurutnya, perusahaan tidak hanya berkontribusi kepada masyarakat maupun pemerintah daerah. Namun memberi kebanggaan tersendiri untuk Indonesia, terkhusus Kabupaten Simalungun.

“Kita harus bangga karena teh terbaik tumbuh di tanah Simalungun. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan semoga PTPN 4 semakin maju,” harap Esron.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus