Agar-agar air kelapa

AIR kelapa yang biasanya dibuang kalau di kota-kota besar dijajakan dengan ''merek'' es kelapa muda kini naik peringkat sebagai komoditi ekspor nonmigas. Pengusaha yang berkiprah di sektor ini adalah Haji Yong Suhadi, 42 tahun, dari Cilacap, Jawa Tengah. Dalam tiga bulan terakhir ini, ia telah mengekspor 50 ton air kelapa di bawah nama komersial nata de coco ke Taiwan dengan harga Rp 800 per kg. Anda ingin tahu bagaimana air kelapa itu diolah dan dikemas? Prosesnya sederhana. Haji Yong membeli air kelapa dari petani kopra di kawasan Majenang, Jawa Tengah, dengan harga Rp 75 per liter. Air kelapa yang telah dibersihkan itu kemudian difermentasi (diberi ragi) hingga menjadi agar-agar yang kenyal seperti buah kolang-kaling. Maka, jadilah produk nata de coco buatan Cilacap, yang biasanya dinikmati dalam bentuk minuman penyegar. Pemerintah Daerah Cilacap sudah berkali-kali mempromosikan cara pembuatan agar-agar air kelapa itu. ''Keberhasilan ini bisa merangsang industri rumah di daerah kami,'' kata Kepala Bagian Perekonomian Pemda Cilacap. Menurut Haji Yong, pasar potensial komoditi ini adalah Jepang dan Hong Kong. Tapi selama ini pasar Jepang dipenuhi nata decoco asal Filipina.