Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bedol direksi di artha graha

Seluruh direksi bank Artha Graha diganti, tersebab hubungan direksi dan pemegang saham tidak serasi. anehnya, kinerja bank baik sekali.

13 November 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BISA dimengerti bila Anton B.S. Hudyana terperangah ketika ia diminta menjadi Direktur Bank Artha Graha (BAG). Ia memang baru dua tahun menjabat Direktur Utama Bank Artha Prima. Dan tiba- tiba 18 Oktober lalu ia diminta oleh dewan komisaris BAG mengisi jabatan puncak di bank yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh Yayasan Kartika Eka Paksi milik TNI Angkatan Darat itu. Bersamaan dengan Anton, diangkat pula dua direktur baru. Bedol direksi di BAG ini memang banyak menarik perhatian. Soalnya, dengan kehadiran Anton dan kawan-kawan, tamatlah riwayat seluruh direksi lama. Padahal, kabarnya, mereka akan diperpanjang masa jabatannya. ''Bahkan untuk dua periode,'' kata sebuah sumber di bank tersebut. Ada apa dengan BAG? Sayang, seluruh jajaran direksi lama bank itu melakukan ''gerakan tutup mulut''. Namun, sebuah sumber di BAG mengatakan, pergantian itu erat kaitannya dengan ketidakserasian antara jajaran direksi dan komisaris setahun terakhir. Seperti diketahui, saham BAG dimiliki oleh Yayasan Kartika Eka Paksi (40%), PT Karya Nusantara Prima (30%), dan PT Cerana Atha Putra (35%). Menurut sumber tadi, ketidakserasian itu muncul karena komisaris terlalu mencampuri wewenang manajemen, termasuk kebijaksanaan penyaluran kredit. ''Mungkin mereka terlalu idealis,'' kata sumber ini. Soalnya, menurut sumber yang lain, kebijaksanaan di bank ini acap kali ditentukan oleh selembar katebelece. Untuk mempertahankan sikap prudent, direksi terpaksa tidak meloloskan katebelece. ''Kami juga menolak gagasan go public yang diajukan pemegang saham,'' kata seorang bekas direktur BAG. Kehati-hatian itu rupanya kurang berkenan di hati beberapa komisaris. Buntutnya, Oktober lalu seluruh direktur dipindahkan ke anak perusahaan BAG, Dhanayasa Arthatama. Kini urusan treasury dan pengawasan dirangkap oleh direktur utama. Selain itu, masuk pula Sugianto Kesuma pemilik PT Karya Nusantara Permai dalam jajaran dewan komisaris BAG. Adapun Anton, kendati tak setenar Robby Johan, toh pengalamannya cukup menunjang. ''Kami akan meneruskan kebijaksanaan manajemen lama,'' kata Anton. Bankir yang pernah mengenyam pengalaman enam tahun di ABN-Amro Bank Rotterdam ini mungkin benar. Dalam empat tahun terakhir, posisi keuangan BAG menunjukkan kenaikan yang lumayan. Tahun 1990, misalnya, aset BAG masih Rp 187 miliar, tapi per 31 September 1993 sudah meningkat hampir tiga kali lipat menjadi Rp 511 miliar lebih. Kepercayaan masyarakat terhadap BAG juga mengagumkan. Ini bisa dilihat dari jumlah dana pihak ketiga yang meningkat 2,5 kali, dari Rp 146,5 miliar (1990) menjadi Rp 372,7 miliar per September 1993. Dalam perhitungan CAR rasio antara modal dan aset tertimbang pun tak mengecewakan (8%). Bahkan, dalam waktu dekat, bank dengan tujuh cabang ini akan membuka ATM (automatic teller machine). Namun, puncak prestasi BAG adalah ketika dinobatkan menjadi bank devisa, tahun lalu. Itulah prestasi yang bisa dipetik dari sikap profesional yang dipegang teguh oleh manajemen selama ini. Lagi pula, pengalaman pahit ketika masih bernama Bank Propelat tampaknya akan terus diingatkan, tak terkecuali pada manajemen baru yang kini siap-siap berdarmabakti. Bambang Aji, Indrawan, dan Sri Wahyuni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus