Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Agar Peluru Tak Sampai Melesat

Bentrokan antarpendukung partai bukan mustahil terjadi dalam Pemilihan Umum 2004.

28 Desember 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini kejadian yang akan menimpa orang-orang yang tidak mau pilihGolkar," kata Letnan Otong sebelum me-letuskan senapannya ke arahsejumlah warga. Ini sepenggal kisah kelam tentang jagal dari Indramayu, yang di-rekam Brian May dalam bukunya, IndonesianTragedy. Ini potret dari satu kejadian menjelang pentaspemilihan umum pertama masa Orde Baru, tahun 1970?era yang banyak disebutsebagai "pembuldoseran politik" oleh Golkar.

Kekejaman Letnan Otong adalah cerita masa lampau. Kini untuksementara waktu bisa dilupakan konflik vertikal yang melibatkan aparat negarayang memaksarakyat memilih partai yang dikehendakinya. Namun itu bukanberarti cerita kelam dari arena pertarungan menjelang pemilu sudah berakhir.Potensi konflik, terutama perseteruan horizontal antarpartai, masihcukup besar.

Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto pagi-pagi sudahmemberikan lampu kuning adanya upaya penggagalan Pemilu 2004. "Upayapenggagalan ini antara lain dengan cara permintaanjudicial review kepada Mahkamah Konstitusi guna menimbulkansituasi chaos," kata Endriartono.Rupanya sang Jenderal menilai upaya hukum pun bisa menjadi pemicu anarki.Dia menambahkan, kerusuhan dan bentrokan antarmassa partai politik perludiwaspadai, terutama mendekati hari-H pelaksanaan pemilu. "Terutamaantara pecahan partai dan partai asal," dia menegaskan.

Peringatan ini bukan tanpa dasar. Pelajaran mahal telah terjadi diSingaraja, Buleleng, Bali, 26 Oktober lalu. Saatitu massa PDI Perjuangan dan massa Partai Golkar bentrok selepas acara temukader PDI Perjuangan setempat. Siang harinyabentrokan berlanjut di DesaPandakan. Dua pendukung Golkar tewas dalam kejadian tersebut. Kantor PartaiGolkar di Buleleng boyak-boyak dirusak massa.

Kejadian di Singaraja itu?120 kilometer ke arah utara dariDenpasar?rupanya bukan peristiwa yang berdiri sendiri. Sehari sebelum insiden ter- sebut, di Jembrana, kabupaten paling barat di Provinsi Bali, bentrokansudah pecah di antara pendukung kedua partai tersebut. Saat itu iring-iringanmobil simpatisan dan kader Partai Beringin yang akan mengikuti puncakacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-39 Partai Golkar di Denpasardihadang massa beratribut Partai Banteng. Alhasil, lima kaca mobil pecah dansatu sepeda motor hangus terbakar.

Sebelumnya, pada September, bentrokan antarpendukung PDIPerjuangan terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara. Kejadian itumemporak-porandakan kantor Dewan Pimpinan Daerah PDIP Sumatera Utara di JalanMenteng Raya, Medan, serta melukai 18 warga Banteng. Bentrokan yang dipicuoleh perseteruan di dalam "kandeng Banteng" memang bukan hal baru.Dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah, Juli lalu, pendukung dan satuan tugasPDIP mengamuk setelah jagonya kalah. Ketua PDIP Jawa Tengah Mardijomenang oleh dukungan arus bawah?tapi kalah telak setelah dia ditorpedo oleh ke-putusan para pemimpin PDIP di Jakarta yang tak mendukungnya.

Satu hal, Pemilu 2004 akan menjadi ajang pertaruhan model baru.Rakyat langsung memilih calon presiden yang dikehendakinya. Nah, mobilisasipendukung partai untuk memilih calon presiden bisa menjadi titik rawanmunculnya bentrokan di antara pendukung partai yang berbeda bendera.

Selain itu, masih ada beberapa daerah di kawasan timur Indonesia yangsudah tiga tahun ini didera konflik antarwarga. Ambon, Maluku Utara, Poso,dan sekitarnya masih masuk kategori kawasan rawan konflik. Artinya? Jikatidak diantisipasi dengan baik, bukan mustahil daerah-daerah ini akanmenjadi pemicu bentrokan pada pemilu mendatang.

Di Jawa, ada beberapa daerah yang dikenal sebagai "daerahbersumbu pendek". Umpamanya Tapal Kuda Jawa Timur dan Pantai Utara JawaTengah. Di kawasan ini, dua tahun lalu terjadi aksi perusakan kantorGolkar, di Gresik dan Situbondo, oleh pendukung Presiden AbdurrahmanWahid?yang kursi kepresidenannya tengah digoyang DPR saat itu. Sedangkanpada Pemilu 1999?yang disebut-sebut se- bagai pemilu paling demokratissetelah Pemilu 1955?kawasan Pantai Utara Jawa Tengah mencatat lembaranhitam 1999 lewat kasus Dongos.

Kasus bentrokan antara pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menewaskan empat orangserta menghanguskan 15 mobil, 6 sepeda motor, dan 2 rumah penduduk itubermula dari kejadian sepele: massa PKB yang semula berniat mengajimendadak mendeklarasikan ranting PKB di Desa Dongos. Padahal pendukung PPPse-belumnya mengklaim desa tersebut sebagai basis mereka. Makapecahlah insiden berdarah di Dongos. Peristiwa seperti di Dongos juga terjadi diKabupaten Demak, Pekalongan, dan Kecamatan Ambarawa, KabupatenSemarang.

Untuk mengantisipasi Pemilu 2004 yang diramalkan akan saratdengan konflik, Panitia Pengawas Pemilu Jawa Tengah sudah mewaspadai adanya40 titik rawan di provinsi di tengah-tengah Pulau Jawa itu. Daerah yangdiwaspadai antara lain simpul-simpul lintas provinsi. Ada 30 kecamatan didaerah perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur, Jawa Tengah-Jawa-Barat, dan JawaTengah-Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan itu setidaknya ada di 11kabupaten: Rembang, Blora, Grobogan, Purworejo, Sragen, Karanganyar,Klaten, Magelang, Purworeko, Cilacap, dan Brebes.

Menanggapi bentrokan antarpartai, Menteri Dalam Negeriberkomentar, "Tidak ada gunanya memancing kecemburuan. Justru sikap tersebuthanya mengurangi kewibawaan masing-masing partai yang sudah memilikinama besar itu."

Untuk mencegah bentrokan antar-simpatisan dan kader partai, diperlukan kearifan dari setiap peserta pemilu untuk bisa menahan diri?kata-kata kunci yang gampang diucapkan tapi tak mudah dilaksanakan, apalagi dalam panasnya panggung kampanye. Suara-suara juru kampanye yang mengumbar provokasi bisa sama tajamnya dengan peluru yang melesat dari pistol Letnan Otong 34 tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus