Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pelajar, santri, mahasiswa, dan pemuda merupakan kelompok sasaran yang diharapkan berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan semakin meningkatnya perekonomian global, tingkat inklusi keuangan Indonesia pada 2021 mencapai 83,6 persen, lebih tinggi dari 2020 yang tercatat 81,4 persen. “Jadi bagaimana kita mendorong para santri untuk menjadi entrepreneur sejak dini, sehingga kedepannya para santri dapat menjadi wirausahawan yang tangguh,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Kamis, 21 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mencapai target inklusi keuangan di Indonesia sebesar 90 persen pada 2024. Hal ini sesuai amanat Perpres No.114/2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.
Inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dia mengatakan Pondok Pesantren memiliki peran strategis dalam rangka mendukung ekonomi dan keuangan syariah. Sebab, saat ini ada 36.080 pesantren dan memiliki lebih dari 4,2 juta santri.
Selain itu, 12.469 pesantren atau 39,7 persen dari total pesantren memiliki potensi secara ekonomi yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, dan UMKM halal.
Menurutnya, Perekonomian Indonesia yang berhasil tumbuh sebesar 3,69 persen (yoy) di 2021 merupakan salah satu hasil dari respon cepat pemerintah dalam upaya mengendalikan pandemi Covid-19.
Pemerintah terus menjalankan strategi penanganan Covid-19 dengan memperkuat pengendalian baik dari sisi hulu hingga hilir guna memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif. Mengingat, pandemi memberikan dampak, di antaranya penurunan penjualan atau permintaan usaha pada mayoritas UMKM.
Sebanyak 48,6 persen UMKM tutup sementara dan 30,5 persen UMKM mengalami penurunan permintaan domestik. Selain itu, 7 dari 10 pelaku usaha UMKM membutuhan bantuan modal usaha di masa pandemi.
Sementara itu, UMKM sendiri memiliki potensi dan peranan yang besar terhadap ekonomi Indonesia dan terbukti memiliki daya tahan yang baik selama masa pandemi. Pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong peranan UMKM di dalam perekonomian, termasuk di lingkungan Pondok Pesantren.
MUTIA YUANTISYA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu