Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Alat Kesehatan Semestinya Bebas Pajak

Banyaknya konglomerat di Indonesia yang tertarik merambah bisnis kesehatan membuat pasar ini kian gurih. PT Samsung Electronics Indonesia ikut melebarkan sayap dengan menjual peralatan kesehatan mulai tahun depan.

23 Juni 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Alat Kesehatan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyaknya konglomerat di Indonesia yang tertarik merambah bisnis kesehatan membuat pasar ini kian gurih. PT Samsung Electronics Indonesia ikut melebarkan sayap dengan menjual peralatan kesehatan mulai tahun depan.

Vice President Samsung Electronics Indonesia, Khang Hyun-lee, menjelaskan, sejak empat tahun lalu, Samsung sebenarnya telah masuk bisnis alat kesehatan. Pada 2010, produsen alat elektronik dari Korea Selatan ini menjadi pemegang saham pengendali perusahaan alat kesehatan Medison. Produknya antara lain ultrasonografi, radiologi digital, dan in-vitro diagnostics. Namun alat-alat itu baru dipasarkan secara terbatas melalui beberapa distributor.

Kamis pekan lalu, Lee menerima Putri Adityowati dari Tempo bersama beberapa wartawan media lain di kantornya di TCC Tower, Jakarta. Ia membicarakan pesatnya perkembangan bidang teknologi kesehatan dan jumlah penduduk yang terus bertambah, sehingga Indonesia menjadi salah satu pasar potensial di Asia Tenggara. Berikut ini petikannya wawancara dengannya.

Samsung membidik Indonesia sebagai salah satu pasar alat kesehatan. Apa alasannya?

Jumlah penduduk di Indonesia dan pasarnya amat besar. Selain itu, bisnis ini sedang tumbuh pesat, ditandai oleh banyaknya konglomerat di Indonesia, yang sekarang terjun ke industri kesehatan.

Kami ingin fokus menggarap pasar Indonesia. Sesuai dengan perkembangan teknologi, peralatan kesehatan semakin maju. Peralatan kesehatan memiliki banyak jenis, bukan hanya ultrasonografi, tapi ada juga X-ray, MRI, dan radiologi. Namun kami belum menentukan jenis produk yang akan masuk Indonesia.

Dibanding negara lain di ASEAN, bagaimana pasar industri kesehatan di Indonesia?

Kami tidak bisa membandingkan pasar di sini dengan Singapura atau Malaysia. Saya kira, dalam dua hingga lima tahun ke depan, alat kesehatan akan sangat dibutuhkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Minat pada bidang kesehatan juga besar.

Apa langkah pertama Samsung untuk memulai bisnis alat kesehatan di sini?

Mulai tahun depan, Samsung Electronics akan memasuki bisnis peralatan kesehatan melalui Samsung Health and Equipment Business. Kami sedang menyelesaikan perizinan dari instansi terkait sehingga tidak bisa langsung menjual peralatannya. Penjualan akan dilakukan melalui distributor, bukan direct selling.

Produk alat kesehatan terkena pajak pertambahan nilai barang mewah, sehingga harganya tinggi. Mungkin pemerintah seharusnya mempertimbangkan hal itu. Karena harganya mahal, distribusi kurang merata.

Bagaimana cara mengedukasi pelanggan dengan peralatan kesehatan yang harganya relatif mahal itu?

Salah satunya, kami mulai membuka pusat pelatihan ultrasonografi di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo, Jakarta. Kami sebenarnya mengejar dua tujuan. Pertama, health care equipment business bertujuan mengenalkan produk peralatan kesehatan yang canggih ke masyarakat. Kedua, membuat kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan melalui corporate social responsibilty. Minggu lalu, kami sudah membuka Sono School. Sono merupakan akronim dari ultrasonografi, jenis peralatan kesehatan.

Kami melatih masyarakat untuk menggunakan alat kesehatan dari Samsung, sehingga bisa memberikan manfaat. Sono School pertama kali dibuka di Cina pada tahun lalu. Sedangkan tahun ini, Sono School dibuka di Indonesia, dan ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara. Kemudian dilanjutkan di Malaysia. Samsung sudah memberikan enam unit peralatan ultrasonografi. Harga alatnya memang mahal sekali, yakni Rp 400-500 juta.

Apakan peralatan yang mahal itu juga bisa dinikmati oleh pasien di desa-desa?

Harus step by step ya. Jumlah penduduk Indonesia terbanyak berada di Pulau Jawa, jadi akan dikembangkan di sini. Tahun ini, rencananya kami membuka tempat pelatihan kedua, tapi lokasinya belum ditentukan. Kami masih akan melihat apakah akan bekerja sama dengan swasta atau badan usaha milik negara.

Berapa target penjualan alat kesehatan di Indonesia?

Kalau saya bicara target penjualan, nanti kompetitor lain akan sangat kaget.

Bicara soal investasi, Samsung Electronics batal membangun pabrik di Indonesia. Tanggapan Anda?

Setiap hari ada pertanyaan apakah Samsung akan membuat pabrik di Indonesia atau tidak. Samsung sudah memiliki pabrik di Cikarang. Angka investasinya cukup besar dan setiap tahun mengekspor ke banyak negara dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar. Samsung sudah cukup bagus bekerja sama dengan Indonesia. Kami berinvestasi cukup besar dan memang ingin mengembangkan pabrik di sini.

Biodata

Nama Lengkap : Kang Hyun-lee

Pendidikan :

  • 2000 Jurusan E-Commerce, Carnegie Mellon University, Pittsburgh, Amerika
  • 1991 Hankuk University, Korea

    Jabatan :

  • Vice President of Samsung Electronic Indonesia

    Riwayat Pekerjaan :

  • 1993-Manager Export-Import Samsung Electronic Indonesia di Cikarang
  • 2013-sekarang Vice President of Samsung Electronics Indonesia

    Organisasi :

  • 1999-2006Ketua Asosiasi Gabungan Elektronik Indonesia
  • 2013-sekarang Wakil Ketua Asosiasi Telepon Seluler IndonesiaPUTRI ADITYOWATI
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus