Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Anatomi Penolakan Gen Z Terhadap Kebijakan PPN 12 Persen

Gen z menilai kenaikan PPN 12 persen dirasa sangat merugikan mereka.

24 Desember 2024 | 18.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Massa yang berasal dari mahasiswa, pencinta anime Jepang (Wibu) hingga penggemar Kpop atau budaya Korea (K-Popers) melakukan aksi penyerahan petisi Penolakan PPN 12 Persen di depan Istana Negara, Jakarta, 19 Desember 2024. TEMPO/Hendrik Yaputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gen Z terang-terangan memberi respon penolakan dengan turun berdemonstasi dan menandatangani petisi terhadap kebijakan PPN 12 persen. Kebijakan yang resmi ditetapkan mulai 1 Januari 2025 ini dianggap tidak linier dengan tingkat pendapatan masyarakat dan jumlah lapangan pekerjaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kenaikan PPN 12 persen ini adalah amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Oleh karena itu Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebut kebijakan ini tetap memperhatikan asas keadilan terhadap masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, Gen z menilai kenaikan PPN 12 persen dirasa sangat merugikan mereka. Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Satria Naufal, tegas menyebut hal ini memberi dampak buruk. PPN naik 12 persen tidak diimbangan dengan pendapatan masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah.

Secara keseluruhan, gen z jelas merespon kontra untuk kebijakan negara satu ini. Pasalnya, hal ini juga berimbas, tidak hanya kepada bahan pangan tetapi juga kesenangan mereka.

Dikutip Antara, adanya kenaikan PNN ini sangat berdampak pada komunitas dengan notabene generasi z. Misalnya K-Poppers, gamers, dan sebagainya.

Ratusan penggemar K-Pop turun aksi di depan Istana Negara Jakarta terang-terangan menolak kenaikan PPN 12 persen ini. Tim Kampanye HumAnies Project, Himawan menyebut komunitas K-Popers adalah yang paling terdampak atas kenaikan PPN 12 persen.

“Kenaikan PPN ini akan sangat berdampak pada komunitas K-Popers. Kami sering membeli album, merchandise dan tiket konser dari luar negeri,” katanya dilansir Antara pada Kamis, 19 Desember 2024.

Lebih jauh, kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen ini ula diprediksi mempengaruhi layanan streaming. Contohnya Netflix dan Viu. Masalahnya, ini merupakan layanan nonton yang sering diakses para pecinta drama korea untuk menonton K-Drama.

Tidak main-main, aksi turun ke jalan tolak PPN 12 persen menerima dukungan besar dari grup penggemar, seperti NCTzen Humanity ( fandom NCT), Myday (fandom DAY6), dan masih banyak lain.

“Kami ingin kenaikan ini dibatalkan karena komunitas kami akan sangat terdampak. Konser dan barang K-Pop sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan hiburan kami. Jika kebijakan ini tetap diterapkan, beban finansial kami akan semakin berat,” tegas isi orasi yang disampaikan dalam aksi tersebut.

Sementara itu, bentuk penolakan lain dilakukan dengan cara menyebarkan petisi yang menolak kenaikan PPN 12 persen. Sebanyak 142 ribu lebih dari target 150 ribu orang telah memberikan dukungan dan menandatangani petisi tersebut. Hal ini juga yang melatar belakangi terjadinya demo aksi tolak kenaikan PPN.

Banyak yang mengkritisi kenaikan PPN, hal ini dirasa memberatkan kondisi ekonomi. Selain kekhawatiran gen z yang sulit mendapat pekerjaan, pengeluaran juga menjadi beban pikiran tambahan. Mereka mengklaim, justru hal seperti ini yang dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Vendro Immanuel G dan Mohammad Hatta Muarabagja ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Gerindra Vs PDIP Saling Lempar Bola Panas Soal Inisiator Kenaikan PPN 12 Persen

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus