Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Anggota DPR Kritik Pemerintah, Harga Pangan Naik di Bulan Ramadan

Anggota Komisi IV DPR RI Saadiah Uluputty menilai pemerintah belum bisa menemukan solusi persoalan naiknya harga pangan saat Ramadan.

6 Maret 2025 | 20.33 WIB

Pedagang sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, 25 Februari 2025.. Anggota Komisi IV DPR RI Saadiah Uluputty menilai pemerintah belum bisa menemukan solusi persoalan naiknya harga pangan saat Ramadan. Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Pedagang sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, 25 Februari 2025.. Anggota Komisi IV DPR RI Saadiah Uluputty menilai pemerintah belum bisa menemukan solusi persoalan naiknya harga pangan saat Ramadan. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Saadiah Uluputty menyoroti melambungnya harga sembako saat Ramadan 2025. Dia menyebut kenaikan harga sembako menjelang dan selama Ramadan adalah persoalan klasik yang terus berulang tanpa solusi yang menyeluruh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Fenomena ini bukan hanya memberatkan masyarakat, tetapi juga menunjukkan bahwa tata kelola pangan nasional masih menghadapi tantangan besar dalam stabilisasi harga dan distribusi bahan pokok,” kata Saadiah dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 6 Maret 2025.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Politikus Partai Keadilan Sejahtera mengatakan dirinya prihatin atas mahalnya harga beras, gula, minyak goreng, dan bahan pangan lainnya yang terus melambung. Menurut dia, kenaikan ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga semakin terasa di daerah-daerah yang akses pasarnya lebih terbatas.

“Hal ini tentu berdampak langsung pada daya beli masyarakat, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah,” kata dia. 

Dia meminta pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan seharusnya memiliki mekanisme yang lebih efektif untuk mengantisipasi lonjakan harga ini. Ia mengatakan peran Badan Pangan Nasional dan Bulog harus diperkuat terutama untuk menjamin ketersediaan stok pangan di seluruh wilayah.

“Jangan sampai persoalan klasik ini dibiarkan berlarut-larut tanpa langkah konkret yang berpihak pada rakyat,” kata dia. 

Saadiah mengatakan bahwa Komisi IV DPR RI akan terus mendorong agar pemerintah lebih serius dalam menjaga stabilitas harga pangan, terutama dengan memperkuat produksi dalam negeri, memperbaiki sistem distribusi, serta menindak tegas para spekulan yang memainkan harga di tengah kebutuhan masyarakat yang meningkat.

“Ramadan seharusnya menjadi bulan penuh berkah, bukan justru bulan penuh beban bagi rakyat akibat lonjakan harga yang tidak terkendali,” kata Saadiah.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)  Arief Prasetyo Adi mengatakan, stok dan harga pangan aman selama Ramadan sampai dengan Idulfitri. Perhatian lembaganya kini hanya tertuju kepada harga komoditas cabai rawit yang masih tinggi, yakni Rp 104.741 per kilogram di Jakarta.

"Concern kami hanya di cabai rawit. Jadi cabai rawit agak tinggi harganya karena memang cuaca hujan, tanaman tidak berbunga. Tapi bisa dipastikan stoknya cukup, tinggal bagaimana kita fokus pada pemerataan distribusinya," ujar Arief dalam keterangan resminya, Rabu, 5 Maret 2025. 

Arief mengatakan, Bapanas telah mengambil langkah-langkah mengendalikan harga cabai rawit. Lembaga ini berupaya meningkatkan distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit serta memperluas akses pangan melalui operasi pasar di berbagai daerah. 

Sejauh ini, operasi pasar telah mencapai realisasi transaksi yakni beras medium 60.906 kg, Minyakita 76.096 liter, gula konsumsi 137.428 kg, bawang putih 1.079 kg, daging kerbau beku 5.101 kg, telur ayam ras 5.213 kg, daging ayam ras 2.994 kg, bawang merah 457,5 kg, dan cabai rawit merah 27,5 kg.

Dari pantauan di Panel Harga Bapanas, harga rata-rata cabai rawit merah tembus Rp 94.193 per kilogram. Harga ini jauh melampaui harga acuan penjualan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 40 ribu hingga Rp 57 ribu per kilogram. Pekan lalu, harganya masih Rp83.268 per kilogram.

Selain stok yang menipis, kenaikan harga disebabkan proyeksi kebutuhan konsumsi cabai rawit yang akan naik 13,52 persen atau menjadi sekitar 85,2 ribu ton di Ramadan atau Maret 2025. Tapi Arief mengatakan kondisi ini tak akan berlangsung lama. Di pekan kedua dan ketiga bulan ini, ia mengatakan pasokan akan kembali normal.

Han Revanda berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Adil Al Hasan

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus