Anggrek biru ke brunei & malaysia

JUNAHAR, perajin sulam~an di Tebingtinggi, Sumatera Utara, 1 Desember silam menerima penghargaan Karya Yasa 1990 dari Gubernur Sumatera Utara Raja Inal Siregar. Di samping Junahar, ada sembilan perajin lain yang menerima penghargaan serupa. Gubernur menilai, Junahar berhasil dalam bidang kepeloporan ekspor sulaman di Sum-Ut. Dia menampung 43 istri buruh perkebunan di Tebingtinggi sebagai tenaga perajin. Mereka oleh Junahar diberi modal peralatan mesin jahit serta bahan kain dan benang sulam. Hasil kerajinan itu dipasarkan Junahar lewat perusahaan Anggrek Biru. Pada 1987, Anggrek Biru telah mengekspor kain bordiran ke Malaysia dan Brunei senilai Rp 40 juta. Usaha ini terus meningkat, sehingga pada 1989 ekspor bordiran itu menjadi Rp 200 juta. Sebelum oleh Junahar, usaha kerajinan ini sudah lebih dulu dipelopori oleh Yayasan Zending Islam Indonesia (YZII) di Medan, yang dipimpin Zahara boru Sibarani, pada 1980. YZII menggerakkan usaha kerajinan ini pada anak-anak panti asuhan di Medan. Zahara, yang juga telah menerima penghargaan Karya Yasa pada 1987, kini membina 1.000 perajin sulaman di Medan.