Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi ajakan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen untuk membatasi harga minyak Rusia. Ia menyebutkan rencana Yellen tersebut masih dalam proses dan ia akan melihat mekanisme dan implikasinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita mendapatkan penjelasan dari Yellen mengenai keinginan dari Amerika Serikat untuk menerapkan price cap. Tapi ini kan masih di dalam proses untuk melihat mekanismenya seperti apa, desainnya, dan implikasinya," ujar Sri Mulyani di Jakarta pada Selasa, 19 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah akan melihat situasi ini dari sisi harga energi. Menurut dia, kebijakan itu akan sangat memberatkan banyak negara. Adapun upaya untuk menurunkan ketegangan itu justru menciptakan berbagai isu mengenai harga energi. "Perlu kita selesaikan atau kita ingin turunkan tensinya."
Sri Mulyani menjelaskan energi adalah salah satu komoditi yang semakin hangat dibicarakan dalam persaingan politik saat ini. Ia menilai pernyataan Yellen tidak akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian dunia.
Oleh karena itu, pemerintah akan mendengarkan apa yang disampaikan Yellen namun masih dalam proses untuk meninjau implementasi dan implikasinya. "Terutama ini akan sangat berpengaruh pada negara-negara yang menghasilkan energi, minyak, dan juga dari sisi pembelinya," ucap bendahara negara ini.
Lebih jauh, menurut Sri Mulyani, di tengah dinamika perekonomian saat ini, Indonesia harus jeli melihat dampak eksternal. Dari sisi harga-harga, faktor eksternal berpotensi menggerus daya beli masyarakat. "Jadi kita lihat berbagai macam mekanisme untuk bisa menstabilkan harga terutama makanan dan energi," tuturnya.
Yellen sebelumnya menyampaikan pemerintah Amerika saat ini sedang berupaya mengatur batas harga minyak Rusia. Hal itu untuk menghindari potensi lonjakan harga minyak di masa depan. Sebab, menurut Yellen hampir setengah dari kenaikan harga dalam angka inflasi terbaru itu berasal dari biaya energi yang tinggi.
Adapun ia menyebutkan harga energi naik 7,5 persen pada Juni 2022 dari bulan sebelumnya. Secara year on year (yoy) harga energi juga naik sebesar 41,6 persen.
Janet Yellen menjelaskan dengan memberlakukan batas harga pada minyak Rusia, tidak hanya akan mengurangi kemampuan Presiden Putin untuk terus mengobarkan perang di Ukraina, tetapi juga dapat menurunkan harga minyak secara global. "Gagasan pembatasan harga minyak Rusia bertujuan untuk membatasi berapa banyak yang dapat dihasilkan Rusia sambil tetap menjaga pasokan pasar dengan baik," ujarnya, Kamis, 14 Juli 2022.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.