Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Badan Geologi ESDM Usulkan Penerbitan WIUP Logam Tanah Jarang

ESDM mengirimkan usulan penerbitan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk Rare Earth Material atau logam tanah jarang (LTJ).

2 Februari 2023 | 10.31 WIB

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan keterangan bersama Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2022. Presiden Jokowi akan memberikan insentif hingga Rp 5 triliun untuk kendaraan listrik, dari mobil, motor, hingga bus. Insentif diberikan karena Jokowi melihat kebijakan seperti ini sudah dilakukan oleh semua negara di dunia, terutama di Eropa. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan keterangan bersama Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2022. Presiden Jokowi akan memberikan insentif hingga Rp 5 triliun untuk kendaraan listrik, dari mobil, motor, hingga bus. Insentif diberikan karena Jokowi melihat kebijakan seperti ini sudah dilakukan oleh semua negara di dunia, terutama di Eropa. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Muhammad Wafid sudah mengirimkan usulan penerbitan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk Rare Earth Material atau logam tanah jarang (LTJ). “Kita belum punya tambang primer LTJ, kita usulan di Mamuju,” kata dia, Bandung, Rabu, 1 Februari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasil penyelidikan Badan Geologi untuk potensi logam tanah jarang di Mamuju Sulawesi Barat memenuhi nilai keekonomian untuk dijadikan usaha petambangan. Kadar logam tanah jarang di Mamuju sejauh ini yang ditemukan tertinggi sebesar 4.571 ppm dari hasil pengeboran di 12 titik dengan kedalaman 650 meter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Wafid mengatakan, usulan tersebut sudah dikirimkan pada Direktorat Jenderal Mineral Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menerbitkan WIUP LTJ di wilayah tersebut sejak tahun lalu. “Hasil eksplorasi pengembangannya sudah menunjukkan indikasi yang cukup ada di situ,” kata dia.

Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Hariyanto mengatakan, Malaysia saat ini telah memiliki tambang logam tanah jarang kendati potensi kandungannya masih di bawah indikasi temuan logam tanah jarang di Mamuju.

“Kita mencoba mem-benchmark yang ada di Malaysia. Di Malaysia itu kandungan logam tanah jarang sekitar 1.200 sekian ppm, itu sudah di usahakan. Kita kandung maksimal dari penyelidikan awal itu 4 ribu ppm,” kata dia pada Tempo, di Bandung, Rabu, 1 Februari 2023.

Hariyanto mengatakan, ada sejumlah mineral logam tanah jarang dalam bantuan pembawa logam tanah jarang ada di Mamuju. Diantaranya Praseodymium (Pr), Neodymium (Nd), serta Cerium (Ce). “Sampai sekarang ini belum ada di Indonesia yang namanya wilayah izin usaha pertambangan untuk LTJ. Kita ingin mengusulkan ke Minerba bahwa apa yang kita lakukan itu bisa ditindaklanjuti untuk menjadikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan logam tanah jarang,” kata dia.  

Hariyanto mengatakan, selain Mamuju lokasi di Parmonangan di Sumatera Utara juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi tambang logam tanah jarang. “Mineralnya kurang lebih sama, Mamuju lebih tinggi. Kalau Parmonangan sekitar 1.500 ppm,” kata dia.

Menurut dia, logam tanah jarang saat ini menjadi mineral yang menjadi buruan di seluruh dunia. “Sekarang untuk aplikasinya terutama pada transisi energi. Untuk kendaraan listrik, win turbin, solar cell, dan lain sebagainya, itu penting,” kata dia.

Badan Geologi juga tengah menelisik  keberadaan Grafit. Mineral termasuk masuk kategori critical raw material atau mineral kritis.  Logam tanah jarang termasuk dalam kategori mineral kritis.

“Grafit itu bisa digunakan untuk elektrode di baterai. Ini juga kita lakukan penyelidikan tematik karena kebutuhan saat ini menuju transisi energi itu kita membutuhkan material-material itu,” kata dia. 

Hariyanto mengatakan, indikasi temuan mineral Grafit berada di Kalimantan Barat, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tenggara. “Masih penyelidikan. Kita intens bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan karena Grafit itu di mereka untuk kembutuhan mereka untuk alutisista itu benar-benar material yang kritis,” kata dia.

Material kritis lain yang tengah diselidiki adalah Quartz sebagai bahan utama sel surya. Penyelidikan pada material Grafit dan Quartz dimulai tahun ini.

“Ini dua-duanya kita inisiasi untuk menyelidiki di mana sebetulnya letaknya di Indonesia,” kata Hariyanto.

Hariyanto mengatakan, material kritis termasuk logam tanah jarang menjadi mineral baru yang menjanjikan. “Perlu usaha bersama untuk mencetuskan bahwa tidak hanya logam dan non logam yang selama ini diketahui dan di usahakan, logam tanah jarang atau kritikal material itu adalah masa depan,” kata dia.

 

AHMAD FIKRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus