Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FASE pengenalan makanan pendamping air susu ibu (MPASI), yang umumnya dilakukan saat bayi memasuki usia 6 bulan, kerap membuat para ibu kebingungan dan stres. Salah satu sumber masalah MPASI bagi para ibu ialah menentukan varian makanan bagi anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Variasi menu ini penting agar anak tidak merasa bosan dan tak melakukan ‘gerakan tutup mulut’ alias malas makan,” kata Jessica Marthin, pendiri sekaligus chief executive officer usaha rintisan katering khusus anak, Grouu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemberian beragam menu makanan pada fase MPASI, menurut Jessica, yang menyitir sejumlah studi, akan membuat anak menjadi lebih senang makan ketika tumbuh dewasa. “Anak-anak tak akan menjadi picky eater (pemilih) dan akan lebih adventurous dalam makanan.” Jessica, yang juga seorang ibu, tahu betul betapa menantangnya situasi tersebut.
Dari sana, ia terpikir untuk menciptakan sebuah solusi yang dapat meringankan beban para ibu saat menghadapi fase MPASI bersama anaknya. Perempuan berusia 28 tahun itu kemudian melakukan riset kecil-kecilan. Bersama rekan-rekannya, ia mencari tahu apa saja persoalan yang dihadapi para ibu pada masa MPASI. Dugaan Jessica benar, hampir semua ibu menghadapi kebingungan dan stres yang sama.
“Itulah awal mula saya dan empat rekan lainnya mendirikan Grouu,” kata Jessica saat ditemui Tempo di kantor Grouu, di daerah Tanah Sereal, Jakarta Barat, Rabu lalu. Grouu didirikan sebagai perusahaan katering pada 2020 dengan tujuan menyediakan berbagai variasi menu makanan bayi. Nama Grouu berasal dari kata “grow” dalam bahasa Inggris yang berarti tumbuh. Hal itu sesuai dengan visi perusahaan untuk membantu generasi Indonesia tumbuh lebih sehat.
Co-Founder & CEO Grouu, Jessica Marthin. Dok Grouu
Selain menu beragam, Grouu menyediakan tiga pilihan tekstur makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. Ada puree atau bubur halus dan encer bagi bayi berusia 6 bulan, lalu mashed atau bubur kasar untuk bayi berusia 8 bulan, dan minced atau makanan cincang untuk bayi berumur 10 bulan. “Pemilihan tekstur ini sangat kami perhatikan, agar anak bisa belajar menelan dan mengunyah.”
Dua tahun berjalan, Grouu telah menyediakan 200 pilihan menu makanan MPASI. Kadar nutrisi pada setiap menu juga benar-benar diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan fase tumbuh-kembang anak. Belakangan, Grouu menambah lini produknya dengan menyediakan menu makanan untuk anak hingga usia 9 tahun serta bumbu masakan. Namun, kata Jessica, produk katering MPASI-lah yang hingga saat ini masih mendominasi penjualan. Jika dihitung sejak awal, Grouu sudah menyajikan sekitar 500 ribu porsi makanan MPASI.
Makanan buatan Grouu diproduksi di sebuah dapur yang terletak tak jauh dari kantor perusahaan. Di situs webnya, Grouu menawarkan aneka menu menggiurkan, dengan cita rasa lokal ataupun internasional. Dari Swedish meatball, ayam teriyaki, sampai soto Betawi dan nasi tempe bacem. Variasi menu itu dirancang berbeda setiap hari dan dilengkapi dengan menu makanan pencuci mulut.
Untuk menjamin kesehatan serta keamanan makanan yang diproduksi, Grouu berkolaborasi dengan para ahli pangan dan gizi. Menu-menu itu juga diproduksi atas persetujuan dokter anak dan koki berpengalaman. Agar konsumen semakin yakin, perusahaan juga telah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia serta sertifikasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk fasilitas dan proses produksinya.
Sebelum dikirim ke rumah pelanggan, aneka masakan tadi dikemas ke dalam stoples-stoples kecil berdiameter 7 sentimeter yang telah disterilisasi. Proses ini dilakukan di sebuah ruangan khusus yang terletak di area kantor. Saat Tempo berkunjung pada Rabu lalu, sejumlah pekerja sedang menyiapkan makanan yang hendak dikirim ke ratusan pelanggan di wilayah Jabodetabek. “Pesanan setiap pelanggan berbeda. Ada yang pesan hanya satu menu, ada juga yang bisa pesan sampai 24 jenis menu, tergantung kebutuhan mereka,” ujar Jessica.
Untuk berlangganan produk Grouu, calon konsumen dapat mendaftar melalui situs web perusahaan. Di sana terdapat aneka pilihan paket katering. Ada paket tiga harian dengan harga Rp 300 ribuan, paket mingguan seharga Rp 400 ribuan, sampai paket bulanan seharga Rp 1,4 jutaan. Saat ini Grouu tengah mengadakan promo potongan harga pada setiap paket tersebut untuk menarik minat konsumen.
Produk Grouu. Dok Grouu
Menggaet Investor dengan Visi Sama
Sebagai perusahaan rintisan awal, Grouu didirikan menggunakan modal pribadi Jessica dan pendiri lainnya. Setelah tiga bulan beroperasi dan mendapat tanggapan positif dari konsumen, Grouu memberanikan diri mencari pendanaan dari investor untuk membantu pengembangan bisnis.
Upaya para pendiri menggaet investor tak mudah. Jessica sendiri bercerita, ia kerap melakukan pendekatan personal kepada orang-orang yang memang gemar menanamkan modal pada perusahaan rintisan. Ia juga rutin mendatangi acara-acara yang berkaitan dengan pengembangan startup, inovasi, investasi, dan sebagainya untuk memperluas koneksi.
Melalui berbagai kegiatan itu, Grouu pun akhirnya memperoleh tambahan modal dari dua investor besar. Dalam enam bulan terakhir, Grouu mendapat suntikan dana dari Selera Kapital (perusahaan modal ventura kuliner dari Sour Sally Group) dan Teja Ventures. “Saat mencari investor, kami tidak hanya mencari tambahan modal, tapi juga mencari partner strategis yang memiliki kapasitas dalam bisnis katering dan kuliner. Juga memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan bisnis makanan.”
Saat ini, Grouu memang masih berfokus melayani konsumen di kawasan Ibu Kota. Kebanyakan, konsumen Grouu adalah para ibu muda berusia 25-35 tahun. “Walau ada juga konsumen kami dari kalangan orang lansia,” kata Jessica.
Dalam jangka pendek, Jessica ingin memperluas jangkauan perusahaannya ke kota-kota lain di luar Jabodetabek. Saat ini Grouu tengah mempersiapkan pembukaan cabang mereka di Surabaya. “Karena permasalahan MPASI ini tak hanya dihadapi kaum ibu di kota-kota besar.”
Perusahaan juga berencana menyediakan menu khusus yang dirancang spesifik untuk anak-anak dengan kondisi tertentu, seperti memiliki alergi atau kebutuhan diet khusus. “Keinginan ke arah sana sudah ada. Tapi perlu kami tekankan bahwa Grouu bukan memproduksi makanan untuk mengobati kondisi tertentu, melainkan membuat produk sehat yang dapat mencegah penyakit.”
Untuk memperluas pasar, Grouu masih mengandalkan jalur daring, seperti situs Internet, platform lokapasar, dan aplikasi pesan-antar makanan untuk menjaring konsumen. Namun, kata Jessica, sebetulnya salah satu cara pemasaran yang efektif justru word of mouth, alias dipromosikan dari mulut ke mulut oleh para konsumen yang puas dengan produk Grouu. “Sebab, untuk pemilihan makanan bayi, banyak orang tua yang kian selektif. Mereka pasti melakukan riset sebelum memutuskan membeli.”
ANNISA NURUL AMARA (MAGANG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo