Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara soal isu larangan ekspor pasir kuarsa. Adapun isu larangan ekspor tersebut sempat disampaikan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pada 21 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu masih wacana," tutur Arifin kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat, 4 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati demikian, kata Arifin, ketersediaan potensi sumber daya alam ini perlu dihitung. Apalagi Indonesia berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 300-400 GW hingga 2060 mendatang. Pasir kuarsa sendiri dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat lempengan panel surya.
Di sisi lain, Arifin menilai harga pasir kuarsa masih murah. Namun, bisa memiliki nilai tambah jika sudah dikembangkan menjadi panel surya. "Nah, itu yang harus dipertimbangkan ke depan," tutur Arifin.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia tidak hanya melakukan hilirisasi nikel. Dia ingin pasir kuarsa turut dikelola.
"Tidak menutup kemungkinan ke depan kita mempertimbangkan untuk larang ekspor juga," kata Bahlil pada Jumat, 21 Juli 2023, dikutip dari Antara. "Terserah orang mau protes kita. Protes saja. Masak negara kita nggak boleh maju."
Dengan potensi pasir kuarsa, Bahlil mengatakan Indonesia berpotensi menjadi penyuplai panel surya terbesar di dunia. Bahlil pun menjajaki kerja sama dengan Xinyi Group, perusahaan kaca terbesar asal Cina, yang berniat menanam modal di Rembang, Batam, hingga Kepulauan Riau.
"Xinyi ini adalah perusahaan terbesar pabrik kaca dunia. Dia menguasai market share dunia 20 persen lebih," kata Bahlil "Saya lakukan diskusi, mereka berniat investasi di Rembang."