Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Indonesia Mau Menolak ?

Bantuan pangan Amerika seharga $ 20 juta akan ditolak oleh Indonesia, karena persyaratan pembayaran yang lebih berat bagi indonesia dibanding India. Penolakan itu akan menyusahkan pemerintah ford.

29 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HEBAT juga: Indonesia mengancam akan menolak bantuan pangan Amerika seharga 20 juta dollar AS. Begitu Reuter memberitakan 20 Mei yang lalu. Agak aneh juga, sebab bantuan itu tadinya akan dipakai untuk membeli 80 ribu ton beras dari Amerika. Seperti diungkapkan oleh Departemen Pertanian AS, ancaman Indonesia itu disebabkan oleh persyaratan pembayaran yang lebih berat bagi Indonesia. India misalnya, yang mendapat bantuan beras dan gandum seharga $ 83 juta dari Amerika, hanya diharuskan membayar angsuran pertama (down payment) sebanyak 5%. Sisanya dicicil dengan masa tenggang 9grace period) 10 tahun dan bunga 2% setahun. Sedang Indonesia. yang dijanjikan bantuan pangan seluruhnya bernilai $ 35.2 juta (termasuk 100 ribu ton gandum), diharuskan membayar DP sebanyak 15% dari seluruh bantuan. Selanjutnya, setelah masa tenggang 6 tahun saja Indonesia diharuskan mencicil sisa pinjaman itu dalam waktu 6 tahun dengan bunga 4% setahun. Kepala Bulog Bustanul Arifin membantah bahwa Indonesia "mengancam" rapi ia sebenarnya cuma memperlunak nada protes. Pendeknya Indonesia tetap berkeberatan. Dan sikap itu dimungkinkan lantaran pembelian beras impor selama 2 tahun yang silam sudah menghabiskan hampir $ 800 juta atau sebanyak 1,7 juta ton beras. Berarti stok di gudang-gudang Bulog masih cukup banyak, sehingga para konsumen di kota-kota besar di Indonesia tidak perlu takut kekurangan beras sampai tahun depan. Namun sebaliknya bagi Amerika kalau Indonesia sampai menolak pembelian beras sebanyak 80 ribu ton itu ibraratnya bisa menyusahkan pemerintah Ford. Sebab gara-gara resesi pemerintah Amerika telah minta kesediaan petani Amerika untuk menerima subsidi harga beras yang lebih rendah. Dengan imbalan berupa janji: pemerintah Ford akan memborong sejumlah besar beras produksi petani Amerika itu. Jadi kalau Indonesia betul menolak menerima kredit pembelian beras dengan syarat-syarat yang diskriminatif itu, bisa berabe nasib petani-petani itu karena 80 ribu ton beras produksi mereka akan mubazir belaka. Dan itu tidak menguntungkan bagi Ford yang mau berkampanye untuk jadi Presiden lagi . Kalau betul ancaman itu direalisasikan, inilah pertama kalinya Indonesia menolak bantuan pangan dari salah satu negara donornya. Di fihak lain, melalui insiden ini terungkaplah 'pamrih' negara-negara donor dalam memberi 'bantuan' itu (lihat box).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus