Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram -Hingga Oktober 2024, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat (BI NTB) mencatat 475 ribu pengguna, dengan akumulasi volume transaksi mencapai 15 juta kali transaksi. Pencapaian tersebut tercapai dari pengembangan transaksi non tunai melalui program 55 Juta Pengguna dan Rp 2,5 Miliar Transaksi QRIS secara Nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Kepala Perwakilan BI NTB, Winda Putri Listya, menyebut hingga Oktober 2024, total pengguna QRIS di Provinsi NTB telah mencapai perluasan ekosistem digital juga terus dilakukan melalui sinergi tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). "Hasilnya 10 Pemerintah Daerah di NTB telah mencapai level Digital," Bahkan 3 di antaranya Provinsi NTB, Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Timur meraih penghargaan championship TP2DD di tahun 2024,’’ kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rangka menjaga kualitas dan ketersediaan Uang Layak Edar di wilayah NTB, kantor perwakilan BI melakukan banyak hal terkait dengan layanan penukaran yang turut menjangkau pulau-pulau terluar.
BI meyakini, perekonomian NTB tahun 2024 akan tumbuh lebih baik dibandingkan 2023 dan terus akan melanjutkan pertumbuhan positif pada 2025 di kisaran 4,4 persen - 5,2 persen. Hal ini ditopang pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga yang tetap positif, serta kembali terakselerasinya investasi, sejalan dengan pengembangan hilirisasi dan pariwisata yang menjadi magnet investor.
Dengan optimalisasi upaya pengendalian inflasi, khususnya pada komoditas pangan bergejolak Laju inflasi di NTB pada tahun 2025 diperkirakan akan tetap terkendali dengan target sasaran 2,5±1 persen. Meski demikian, terdapat beberapa tantangan yang harus diwaspadai, antara lain situasi global yang semakin dinamis, mendorong berbagai perubahan dan fragmentasi ekonomi yang telah dirasakan dampaknya oleh banyak negara berkembang termasuk Indonesia.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Winda Putri Listya, menyampaikan di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut, kinerja perekonomian NTB tetap terjaga baik dan tumbuh 6,22 persen pada triwulan III 2024. Perkembangan positif tersebut ditopang oleh terjaganya kinerja Konsumsi Rumah Tangga dan Ekspor Luar Negeri yang tumbuh tinggi seiring relaksasi ekspor konsentrat tembaga hingga akhir tahun. Sementarasecara sektoral, akselerasi sektor pendukung pariwisata dan berlanjutnya kinerja positif sektor pertanian dan pertambangan menopang kinerja positif ekonomi NTB.
Ekonomi NTB pada 2024 menurutnya didukung stabilitas sistem keuangan yang solid. Terlihat dari pertumbuhan kredit yang tetap tinggi pada kisaran target 10-12 persen dengan kualitas kredit yang tetap terjaga. Sejalan dengan itu, tekanan inflasi selama tahun 2024 juga tercatat terkendali, tingginya tekanan harga komoditas pangan pada triwulan I 2024 telah berangsur turun dan kembali normal, hingga Oktober 2024 inflasi tahunan Provinsi NTB tercatat sebesar 1,44 persen.
Untuk mendorong realisasi investasi dan ekspor non tambang, Regional Investor Relation Unit Bank Indonesia Provinsi NTB bersama dengan program NTB Genjot Ekspor dan tim promosi ekonomi daerah melakukan berbagai promosi investasi dan perdagangan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional. Upaya pengembangan ekonomi daerah melalui berbagai program on boarding UMKM, baik peningkatan kapasitas produksi, akses pembiayaan termasuk optimalisasi penjualan melalui promosi produk UMKM pada event flagship berskala lokal, nasional, maupun internasional.