Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bayi Kedua Si Boeing

Boeing co meresmikan pemakaian pesawat B-757, irit bahan bakar. Sudah 197 B-757 dipesan berbagai maskapai penerbangan, ditengah suasana bisnis pengangkutan udara yang lesu. (eb)

23 Januari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TABIR di hanggar utama Boeing Co. di Renton, Seattle itu terangkat perlahan-lahan. Seorang petugas lapangan, berpakaian putih-putih nampak memberi isyarat dengan dua lampu merah. Dan ketika sebuah simponi yang mengiringi peresmian itu mencapai klimaksnya tubuh bayi Boeing 757-200 berwarna putih bergaris-garis merah-biru, muncul dengan gagah diselimuti asap berwarna putih salju. Keplok riuh pun pecah, dipelopori Senator Henry Jackson dari Partai Demokrat dibarengi keplok lima ribu pegawai Boeing Co. dan para utusan 62 maskapai penerbangan dunia dan undangan lainnya. Lalu seraya hati-hati Ny. Jane Bouillion, istri Wakil Dir-Ut perusahaan Boeing yang bersama suaminya berkunjung ke Jakarta dua tahun lalu, menaiki tangga pesawat. "Demi dedikasi dan pengabdian para karyawan Boeing yang tak kenal lelah," katanya. Dan Ny. Bouillion yang hari itu bergaun warna merah jambu membaptis dengan menyiramkan sebotol sampanye ke hidung pesawat. Sejak hari itu pesawat yang dibuat dalam waktu 22 bulan dan melibatkan 1.300 sub-kontraktor siap untuk bersaing dengan Airbus-300 yang barusan dipakai oleh Garuda. "Saya memahami hal itu tak mudah," kata Richard Welch, Dir-Ut Boeing Commercial Airplane Co. Tapi menurut Roy Watts, Wakil Dir-Ut penerbangan British Airways yang hadir di situ, B-757 yang digerakkan dua mesin jet merk Rolls Royce RB-535 itu sangat kopetitif. "Terutama dalam biaya per mil per tempat duduk, sangat rendah," kata Watts. Dalam soal pemakaian bahan bakar misalnya, menurut Boeing Co., B-757200 lebih irit dibanding banyak pesawat lain. Pesawat itu juga disebut unggul karena tubuhnya dibuat dengan campuran aluminium bermutu tinggi dan dirancang berdasarkan disain sayap baru yang menggunakan bahan fiberglass dan Kevlar. Ajaib Sementara Airbus Industries, milik sebuah konsorsium 5 negara Eropa (Jerman Barat, Prancis, Inggris, Spanyol dan Negeri Belanda) tak berpangku tangan. Dengan tipe Airbus 300 perusahaan itu cepat merebut maskapai penerbangan sedunia yang memang sedang membutuhkan jenis pesawat jarak sedang berdaya angkut tinggi. Kini Airbus tercatat sebagai pembuat pesawat jet komersial terbesar kedua sesudah Boeing Co., meninggalkan McDonnel Douglas dan Lockheed Corporation. Sukses Airbus itu ditiru Boeing dengan mencoba memasarkan pesawat berbadan lebar Boeing 767 yang berdaya angkut 211 penumpang. Pesawat itu diluncurkan pertengahan tahun lalu (TEMPO, 29 Agustus 1981). Kini menyusul Boeing 757, pesawat berdaya angkut 175 sampai 195 penumpang yang didasarkan disain tubuh B-7Z7. Sampai awal tahun ini sudah 197 B757 dipesan berbagai maskapai penerbangan, terutama dari AS. Di tengah suasana bisnis pengakutan udara yang sedang lesu, kenyataan itu, tentu saja, cukup mengejutkan. "Ada pertalian ajaib," ujar T.A. Wilson, Direktur Utama Boeing Co. "Untuk setiap keuntungan US$ 200 juta yang diperoleh maskapai penerbangan, mereka membeli sejumlah pesawat berharga US$ 1 milyar." Kendati demikian Boeing tahun lalu hanya menerima pesanan 23 pesawat Jumbo 747, sedang tahun 1980 berjumlah 49. Juga Boeing 727 jarak sedang, tahun lalu hanya dipesan 24, sementara tahun 1980 sebanyak 74 buah. Seretnya pemasaran kedua jenis pesawat itu menyebabkan pendapatan Boeing Co. tahun lalu hanya mencapai US$ 16,5 milyar--turun US$ 300 juta dibanding pendapatan tahun 1980.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus