Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Benderang dengan siwo

Pengadaan dan pendistribusian listrik ternyata bisa dilakukan koperasi. kpl sinar siwo mego bahkan untung rp 1 miliar.

13 Maret 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LISTRIK tampaknya sudah menjadi kebutuhan pokok penduduk. Tak terkecuali di Desa Purworejo, Kecamatan Punggur, yang terletak di pedalaman Kabupaten Lampung Tengah. Tak heran bila koperasi listrik pedesaan (KLP) banyak yang untung. Bahkan KLP Sinar Siwo Mego di Desa Purworejo, pada tutup tahun 1992, sebagaimana terungkap dalam rapat tahun anggota, 20 Februari kemarin, memperoleh sisa hasil usaha sebanyak Rp 1 miliar. Sukses KLP Sinar Siwo Mego itu sekaligus membuktikan bahwa pengadaan dan pasokan listrik bisa juga dilakukan dengan baik oleh lembaga di luar PLN. Keberhasilan KLP Sinar Siwo Mego memang tak terlepas dari kondisi Kabupaten Lampung Tengah yang belum seluruhnya terjangkau program listrik masuk desa. Dari sekitar 600 desa di Kabupaten Lampung Tengah, menurut Bupati Suwardi Ramli, baru 81 desa yang tersentuh oleh PLN. Dengan adanya KLP Sinar Siwo Mego, desa yang memperoleh cahaya listrik naik menjadi 202 desa. Sekalipun KLP Sinar Siwo Mego berhasil menjual jasa listrik ke 121 desa hampir dua kali lipat jumlah desa yang diterangi PLN toh tak terjadi benturan kepentingan antara kedua instansi listrik pemerintah dan swasta itu. Rahasianya? ''Pemda menetapkan pembagian wilayah pelayanan mereka,'' kata Bupati Suwardi. Cara pemasaran KLP Sinar tampaknya cukup agresif, sehingga berhasil memikat pelanggan (disebut anggota di KLP Sinar Siwo Mego) lebih banyak daripada PLN, sekalipun wilayah operasi keduanya memiliki potensi pasar yang sama. Bisa begitu, kata Manajer Umum KLP Sinar Siwo Mego, Ibrahim Sanusi, karena mereka memberi lebih banyak kemudahan. ''Permintaan anggota untuk pemasangan listrik kami tetapkan bisa menyala dalam waktu 21 hari,'' katanya. Ia menambahkan, ongkos pemasangan sambungan baru berkekuatan 1.300 VA (dengan tiga lampu dan satu stop kontak) Rp 185.000, dan tarif listriknya disesuaikan dengan tarif PLN. Sepanjang tahun 1992, KLP Sinar Siwo Mego, lanjut Ibrahim, berhasil merangkul anggota baru sebanyak 2.630 rumah. Saat ini jumlah anggotanya 23.992 20% di antaranya merupakan industri (ada pabrik tapioka, pabrik plastik, pembuat beton pres, dan industri batu granit-marmer). Ibrahim menambahkan, peningkatan jumlah anggota seperti tahun lalu itu sekarang sudah mustahil, mengingat keterbatasan tenaga listrik yang tersedia. Bahkan kegiatan industri tersebut dilayani hanya pada siang hari, ketika untuk rumah tangga praktis tidak banyak terpakai. Daya yang terpasang sekarang di KLP Sinar Siwo Mego adalah 8 MVA, yang didukung oleh 11 mesin pembangkit listrik. Kompleks KLP Sinar Siwo Mego, terletak di atas lahan seluas 6,5 ha, dengan bangunan fisik senilai Rp 318 juta, berlokasi 18 km dari Metro, ibu kota Lampung Tengah. Kini KLP Sinar Siwo Mego, yang hampir 12 tahun beroperasi, memiliki aset total Rp 11,7 miliar dan mempekerjakan 96 karyawan dua orang di antaranya insinyur elektro. Gaji tertinggi karyawan sebesar Rp 385.000 per bulan. Ibrahim sendiri sebagai manajer umum bergaji Rp 650.000. Ibrahim, 40 tahun, sebenarnya pegawai negeri golongan III C di Departemen Koperasi. Keterlibatannya di KLP Sinar Siwo Mego dimulai sejak persiapan pembentukannya pada 1981. Ia waktu itu sebagai staf Departemen Koperasi yang memang bertugas membina kegiatan koperasi di Kabupaten Lampung Tengah. Pada awal berdirinya, KLP Sinar Siwo Mego hanya menempati ruang kontrakan berukuran 6 x 9 meter, dengan jumlah karyawan 30 orang. Sebagai proyek Departemen Koperasi, KLP Sinar Siwo Mego memperoleh modal awal Rp 7,3 miliar Rp 4,8 miliar bantuan lunak dari Amerika Serikat (dengan bunga 2,6% setahun dan masa pengembalian 30 tahun) dan Rp 2,5 miliar dari pemerintah pusat (bunga 6,6% dan masa pengembalian juga 30 tahun). Maka, sekalipun sekarang KLP Sinar Siwo Mego sudah memperoleh keuntungan, anggotanya belum memperoleh pembagian sisa hasil usaha. Keuntungan baru akan dibagikan setelah pinjaman jangka panjang itu lunas. MCH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus