TAK ada pangkalan militer Amerika Serikat di Indonesia. Berita yang mengatakan hal tersebut segera menguap ketika tahu bahwa yang akan dibangun di Bitung, Sulawesi Utara, adalah fasilitas perbaikan kapal. Proyek perbaikan dan perawatan kapal di Indonesia timur yang diperkirakan akan menelan investasi US$ 350 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun ini sudah memasuki tahap studi kelayakan yang dilakukan Lachelli & Satya Associates.
Penandatanganan kesepakatan penunjukan perusahaan konsultasi patungan Amerika-Indonesia itu dilakukan Sabtu dua pekan lalu. Setelah studi selama lima bulan, Pemerintah Daerah Kota Madya Bitung baru menawarkannya kepada investor. "Proyek ini murni swasta, tidak ada kaitannya dengan militer," kata Ketua DPRD Bitung, Jantje Takasihaeng, kepada Verrianto Madjowa dari TEMPO.
Memang, kata staf ahli Wali Kota Bitung, Helfrid Lomboh, tidak tertutup kemungkinan fasilitas perbaikan kapal ini akan dipakai kapal perang. Namun fasilitas ini tidak khusus diperuntukkan bagi Amerika Serikat. "Kapal siapa saja boleh masuk, dari negara mana saja, sipil atau militer," kata Helfrid. Isu pangkalan itu muncul karena dalam penandatanganan kesepakatan tersebut hadir Atase Angkatan Laut Kedutaan Amerika Serikat di Indonesia, Rick Marthines. "Kebetulan dia suka jalan-jalan dan kenal kita semua," kata Satya Wirawan, partner di Lachelli & Satya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini