Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Beras Berkutu di Gudang Bulog, Bapanas: Harusnya Itu Tidak Boleh Terjadi

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan beras yang disimpan di gudang Perum Bulog semestinya bebas dari kutu.

17 Maret 2025 | 15.51 WIB

Wamentan Pastikan Beras Bulog Berkutu Tak Disalurkan ke Masyarakat
material-symbols:fullscreenPerbesar
Wamentan Pastikan Beras Bulog Berkutu Tak Disalurkan ke Masyarakat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan beras yang disimpan di gudang Perum Bulog semestinya tidak tidak boleh mengandung kutu. Arief mengatakan hal tersebut menanggapi temuan beras berkutu di gudang Bulog Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Harusnya itu tidak boleh terjadi. Jadi harus preventif gitu ya. Tapi ini kan harus kami follow up lah," ujar Arief dalam keterangan resmi pada Senin, 17 Maret 2025. Menurut Arief, kini pemerintah telah menindaklanjuti temuan itu dengan melakukan fumigasi atau pengendalian hama. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lewat kejadian ini pun, Arief menganggapnya sebagai suatu koreksi dari kurangnya intensitas pengecekan stok beras di gudang Bulog. Padahal, dengan atau tanpa adanya beras berkutu, kata Arief, pengurus Perum Bulog perlu terus memonitor kondisi beras yang menjadi cadangan pangan. 

"Jadi Kepala Gudang, kemudian Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah. Itu harus benar-benar menjaga kualitas daripada beras yang ada," katanya merincikan pihak yang bertanggung jawab atas evaluasi temuan beras berkutu. Ia pun menekankan bahwa sebanyak 1,9 juta ton beras yang kini disimpan di gudang Bulog itu harus dicek setiap saat.

Ketika masih menjabat Kepala Dewan Pengawas Bulog, Arief mengatakan rutin berkeliling dari gudang ke gudang secara berkala. Jika ada temuan beras yang kurang layak, ia langsung mengambil tindakan. "Itu sederhana banget kok. Tinggal difumigasi, selesai," ujar Arief kepada Tempo, Kamis, 13 Maret 2025.

Temuan beras berkutu diungkap Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto. Dia menemukan sisa beras impor tahun lalu yang disimpan di gudang Perum Bulog di Yogyakarta sudah tak layak konsumsi. Saat kunjungan di masa reses ke Yogyakarta, ia dan tim meninjau gudang Bulog.

“Di situ kami menemukan masih banyak beras-beras sisa impor yang lalu di dalam gudang Bulog itu yang sudah banyak kutunya," ujar Titiek. Dia meminta kementerian segera mengelola beras yang sudah tidak layak jual.

Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, temuan beras yang tak layak konsumsi tak hanya terjadi di Yogyakarta. Ia mengaku mendapatkan laporan Bulog yang mengungkapkan, ada 100 ribu hingga 300 ribu ton dari total 1,9 juta ton stok beras impor di seluruh Indonesia yang tak layak konsumsi. Sedangkan di Yogyakarta, menurut dia, ada 10 ton beras tak layak. "Ini sudah masuk dalam list termasuk Jogja, tapi kami tanya lagi kalau bisa dipercepat yang di Yogyakarta itu, Bu. Minta maaf, Bu," ujar Amran.

Han Revanda berkontribusi pada penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus