Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Berawal dari Diabetes, Wanita Ini Sukses Berbisnis Bawang Dayak

Sulistioningsih, 49 tahun, berkunjung ke perpustakaan untuk mencari buku tentang diabetes dan obat penawar sakitnya.

16 Desember 2017 | 16.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sulistioningsih (49), pedagang di daerah Pangkalan Bun, Kotawaringin, Kalimantan Barat. Ia sukses berbisnis Bawang Dayak setelah membaca obat penawar sakit diabetes yg diidapnya di perpustakaan daerah yang dibantu Perpuseru, Coca Cola Foundation. TEMPO/Taufik Siddiq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Sulistioningsih pedagang di sekitar perpustakaan daerah Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Barat tidak menyangka penyakit diabetesnya sembuh gara-gara panduan buku herbal yang ia baca di perpustakaan tersebut. Padahal ia sudah berobat kian kemari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski beraktivitas seharian di sekitar perpustakaan, ia termasuk salah satu warga yang jarang memberdayakan perpustakaan hingga enam bulan yang lalu Sulis berkunjung ke sana. "Waktu itu saya bertanya kepada pegawai perpustakaan, apa yang ada di perpustakaan, lalu bapaknya menjawab semuanya ada di perpustakaan," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kala itu perempuan berusia 49 tahun ini ingin tahu soal obat penawar sakitnya dan mencari buku bertemakan Diabetes. Lalu ia menemukan buku cara mengulas obat herbal.

Hingga Sulis menemukan salah satu obat herbal dari tumbuhan Bawak Dayak. "Saya tidak tahu kalau Bawang Dayak bisa mengobati diabetes padahal suami saya menanamnya," katanya.

Buku itu langsung ia pinjam, bermodal itu Sulis mencoba mengolah Bawang Dayak untuk dikonsumsi sebagai obat. "Saya bawa pulang dan saya coba mengolahnya."

Setelah beberapa kali mencoba racikan sendiri, Sulis merasa membaik, tumbuhnya mulai terasa ringan, penglihatannya juga mulai terang. "Saya coba minum beberapa kali, khasiatnya mulai terasa," katanya.

Sulis kian mengandrungi dunia herbal, ia merasa beruntung tinggal di Kalimantan yang masih banyak hutan, kadang ia sengaja berkeliling hutan untuk mencari tumbuhan herbal. "Kalau ada tumbuh yang saya temui saya bawa pulang dan saya tanam," katanya.

Ia mengatakan rumahnya mulai ramai dengan tanaman herbal. Ada satu buku yang sengaja Sulis copy untuk panduan jika ada warga sekitar menanyakan obat. "Ada satu buku herbal, jika ada tetangga tanya obat, asam urat, sakit kepala saya lihat bukunya lalu saya carikan tumbuhannya," katanya

Sekarang Sulis juga sudah memperdagangkan Bawang Dayak, lantaran hanya bisa tumbuh dengan kualitas baik di Kalimatan, Sulis sudah mensuplai ke Jawa dan Sulawesi. "Jika ditanam di luar Kalimantan ada unsur yang tidak terkandung," ujarnya.

Dengan usaha barunya itu, Sulis bisa mendapatkan penghasilan lain, bahkan lebih besar dari hasil dia berdagang. "Dalam sebulan bisa untung Rp 1 juta hingga Rp 2 juta," girang Sulis.

Perpustakan yang dikunjungi Sulis merupakan salah Mitra dari Perpuseru-Program Coca Cola Foundation Indonesia. "Kami ingin perpustakaan bukan hanya tempat simpan pinjam, tapi pusat bagi akses dan kreativitas bagi masyarakat," ujar Titie Sadarini, CEO Coca Cola Foundation Indonesia

Titie mengatakan misi dari program ini untuk memberikan peluang dan akses yang lebih besar bagi masyarakat. Sudah enam tahun berjalan Perpuseru memiliki 700 mitra perpustakan dari 18 provinsi. "Perpustakan ini aset yang di seluruh desa wajib ada, ini yang ingin kami kembangkan,"

Titie mengatakan Perpuseru difokuskan untuk daerah pelosok dan pedesaan yang jauh dari jangkauan dan informasi. Setiap perpustakaan difasilitasi dengan komputer dengan jaringan internet. "Kami ingin perpustakaan sebagai pusat kreativitas dan masyarakat untuk mengembangkan dirinya. Sudah banyak suksesor yang lahir dari Perpuseru." Seperti Sulistioningsih yang bermula mencari obat penawar sakit diabetes.

TAUFIK SIDDIQ| MWS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus