Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HAMPIR tiga tahun Katrina Williem Njir memelihara anjing bernama Petty. Selama kuran waktu itu pula ia jadi pelanggan setia Pondok Pengayom Satwa, tempat penitipan anjing dan kucing di Ragunan, Jakarta Selatan. Pada saat Lebaran, Natal, atau libur panjang anak sekolah, Katrina selalu menitipkan Petty ke pondok tersebut.
Begitu pula dengan libur Lebaran kali ini. Karena hendak berlibur ke Bali selama sepekan, Katrina kembali menitipkan anjing jenis golden retriever-nya ke Pondok Pengayom. Perempuan 38 tahun itu malah sudah memesan kandang untuk Petty sejak dua pekan lalu. ”Agar tak kehabisan tempat,” katanya. Sebagai tanda jadi, Katrina membayar Rp 410 ribu sebagai uang jaminan.
Bagi kebanyakan tempat penitipan hewan—termasuk Pondok Pengayom Satwa—Lebaran adalah saatnya menjala rezeki. Hadi Wibowo, dokter hewan yang sudah bekerja sejak 1999 di Pondok Pengayom, menuturkan bahwa selama Lebaran, pondok yang berdiri sejak 19 tahun lalu dan menjadi pionir penitipan satwa ini selalu kebanjiran hewan titipan. ”Jumlahnya bisa sampai 80 ekor,” katanya. Angka itu jauh melebihi anjing atau kucing yang dititipkan pada hari biasa, yang hanya berkisar 20 ekor per bulan.
Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan, dua atau tiga hari sebelum Lebaran, semua kandang yang khusus disediakan untuk penitipan hewan terisi penuh. Animo yang besar itu membuat pemilik hewan harus memesan tempat jauh-jauh hari sebelumnya. Untuk anjing, uang jaminannya Rp 410 ribu, sedangkan kucing Rp 325 ribu.
Biaya itu, kata Katrina, akan digunakan untuk ongkos berobat bila sewaktu-waktu anjing miliknya sakit. Bila tak terjadi sesuatu, uang akan dikembalikan setelah masa penitipan selesai. ”Tapi, bila kurang, biaya pengobatan akan dibebankan ke pemilik hewan,” kata Hadi. Hal itu tertuang dalam perjanjian sebelum pemilik hewan menitipkan binatang kesayangannya ke Pondok Pengayom.
Untuk menitipkannya di Pondok Pengayom, pemilik hewan dikenai biaya Rp 36 ribu hingga Rp 80 ribu per ekor setiap harinya. ”Tarif disesuaikan dengan berat badan, luas kandang, dan banyaknya makanan yang diberikan,” kata Hadi. Lamanya penitipan adalah seminggu hingga 10 hari. Selama kurun waktu itu, Pondok Pengayom bisa meraup sekitar Rp 40 juta.
Sebagai lembaga nirlaba, dana sebesar itu tentu sangat berguna bagi Pondok Pengayom. Dana itu, kata Hadi, antara lain digunakan untuk merawat 140 anjing dan 130 kucing yang selama ini ditampung di Pondok Pengayom. Selama ini, selain dari biaya penitipan, Pondok Pengayom hanya mengandalkan pendanaan dari sumbangan individu, pelayanan klinik hewan, dan krematorium.
Larisnya penitipan hewan juga dirasakan Henny Marlita, 36 tahun, pemilik Happy Pet’s Hotel di Parung, Kabupaten Bogor. Meski belum dibuka secara resmi, sudah banyak pemilik hewan yang hendak menitipkan hewan piaraannya ke Happy Pet’s Hotel. ”Sudah ada 40 anjing yang akan dititipkan,” katanya. Angka itu hampir setengah dari kapasitas kandang anjing yang disediakan. Tak cuma anjing, ada juga ular piton, tupai, iguana, dan kelinci yang hendak dititipkan.
Ongkos penitipan anjing yang paling mahal, Rp 50-80 ribu per ekor setiap hari. Biaya penitipan kelinci dipatok Rp 40 ribu per ekor setiap harinya. Adapun tarif penitipan iguana dan ular Rp 30-50 ribu per hari. Yang paling murah biaya penitipan tupai, yang hanya Rp 15-20 ribu per hari.
Sebelum di Parung, Henny sempat memiliki tempat penitipan hewan di dekat kediamannya di Bumi Serpong Damai, Tangerang. Pada Lebaran tahun lalu, ada 50 ekor kucing dan anjing yang dititipkan kepadanya. Bahkan jumlah permintaan sebenarnya lebih dari itu. ”Karena sudah penuh, terpaksa saya tolak,” kata pemilik Happy Pet’s, salon anjing pertama dan satu-satunya di Indonesia itu.
Besarnya minat pemilik hewan yang ingin menitipkan hewan piaraannya itu mendorong Henny memindahkan tempat penitipan hewannya ke Parung untuk mendapatkan tempat yang lebih luas. Di tempat yang baru itu, Henny menyediakan kolam renang, lintasan lari, dan lapangan untuk melatih anjing. Luasnya setengah hektare. ”Konsepnya, tempat penitipan hewan plus rekreasi,” katanya.
Dengan konsep itu, pemilik 30 anjing—mulai dari pudel, pomerinian, snouser, rotweiler, labrador, hingga herder—ini yakin jumlah pelanggan yang hendak menitipkan hewan pada Lebaran kali ini bisa melonjak sampai 50 persen. ”Sudah banyak pelanggan salon (anjing) saya yang bertanya-tanya,” katanya.
Legitnya ”kue” Lebaran juga dirasakan para penyalur baby sitter. Yayasan Tiara Cipta di Kemang, Jakarta Selatan, salah satunya. Berdiri sejak 1996, yayasan ini sudah menyalurkan 3.000 pengasuh bayi. Pasarnya antara lain ekspatriat dan kalangan selebriti. Model Arzeti Bilbina dan Koming adalah sebagian pelanggannya.
Hingga dua pekan sebelum Lebaran, sudah 150 pelanggan baru yang memesan infal baby sitter (pengasuh bayi pengganti) ke yayasan ini. Menurut Sutarmi, salah satu pendiri Tiara Cipta, permintaan babby sitter dari pelanggan baru untuk Lebaran kali ini bisa mencapai 300 orang. Jumlah itu belum termasuk permintaan dari pelanggan lama yang sudah mempekerjakan pengasuh bayi dengan masa kontrak satu tahun.
Tarif baby sitter pengganti saat libur Lebaran tentu saja berbeda dengan hari biasa. Dengan masa sewa minimum 10 hari, tarif mereka selama Lebaran dipatok Rp 70-150 ribu per hari. Dari biaya itu, 10 persen masuk ke kas yayasan. Ketentuan tadi hanya berlaku buat pelanggan yang baru pertama kali mendaftar. Sedangkan tarif pada hari biasa Rp 50-60 ribu per hari.
Untuk memperoleh baby sitter, pelanggan baru masih harus membayar ongkos administrasi ke yayasan Rp 300 ribu. Dari sejumlah pemasukan tadi, tak mengherankan bila selama Lebaran tahun lalu yayasan ini bisa memetik rezeki hampir Rp 40 juta. ”Permintaan tahun lalu meningkat 50 persen dari 2004,” kata Sutarmi. Dia memperkirakan, permintaan tahun ini bisa naik lagi 25 persen.
Yandhrie Arvian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo