Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Berstatus Unesco Global Geopark, Kaldera Toba Jadi Penelitian

Kaldera Toba yang resmi ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark, akan menjadi tempat penelitian dan wisata.

10 Juli 2020 | 16.13 WIB

Dari kaldera bekas letusan Gunung Toba Purba, dibangunlah Kerajaan Batak dan menjadi masyarakat yang berdiaspora ke berbagai wilayah. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia
material-symbols:fullscreenPerbesar
Dari kaldera bekas letusan Gunung Toba Purba, dibangunlah Kerajaan Batak dan menjadi masyarakat yang berdiaspora ke berbagai wilayah. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan Geopark Kaldera Toba diharapkan bisa menjadi tujuan wisata dan penelitian. Kaldera Toba telah menyandang status sebagai UNESCO Global Geopark.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Sungkari dalam jumpa pers daring, Jumat, 10 Juli 2020 mengatakan hal itu sejalan dengan tren wisata alam yang akan lebih diminati setelah pandemi COVID-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Jadi dengan ditetapkannya Toba sebagai geosite UNESCO, ini poin positif yang diakui dunia dan tolong angkat ini baik-baik. Wisata alam itu nanti akan banyak menjual adventure, selain juga jadi tujuan bagi para peneliti," katanya.

Kendati demikian, Hari mengatakan pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan juga tidak kalah banyak. Salah satu yang utama, lanjut dia, yakni menjaga prinsip protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (cleanliness, health, safety, environment/CHSE).

"Kalau keindahan, saya rasa seluruh dunia sudah tahu betapa indahnya Toba. Tapi yang kita pastikan ke dunia wisata itu CHSE dipenuhi," katanya.

Hari mengatakan Kemenparekraf telah menyusun buku panduan mengenai protokol CHSE untuk bisa diterapkan di destinasi wisata dan siap melakukan sosialisasi terkait panduan tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mempertahankan status UNESCO Global Geopark yang disandang Kaldera Toba lantaran status tersebut divalidasi setiap empat tahun.

"Kami gembira dengan status ini. Dari sisi kepariwisataan, tentu kami harus pertahankan status ini. Jadi bagaimana kita mengembangkan kepariwisataan dengan tetap memperhatikan ekosistem, kelestarian lingkungan, itu menjadi hal penting," katanya.

Kaldera Toba bisa dijaga dengan baik setelah kawasan itu ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, Selasa, 2 Juli 2020.

Status yang disandang Kaldera Toba menambah daftar geopark Indonesia yang kini statusnya menjadi UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus