Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai rencana kenaikan tarif impor kepada Cina memicu gejolak di pasar keuangan dan turut menimbulkan pelemahan pada nilai tukar rupiah hari ini, 2 Agustus 2019.
"Depresiasi timbul di pasar tapi ini hanya sementara, karena risk-off setelah rencana Trump memberlakukan tarif baru dalam perdagangan dengan Cina," kata Nanang.
Nanang mengatakan bank sentral akan intervensi di pasar spot, pasar obligasi dan Domestik NDF pada Jumat ini untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Kamis kemarin, Donald Trump melontarkan cuitan di media sosial Twitter bahwa pihaknya akan memberlakukan tarif baru pada impor barang-barang Cina. Trump menganggap langkah itu merupakan upaya melindungi ekonomi AS dari risiko kebijakan perdagangan global.
Ancaman Trump tersebut cukup mengejutkan karena delegasi pemerintah AS baru saja kembali dari negosiasi dagang di Shanghai, Cina, yang dinilai pasar sebagai perundingan yang cukup konstruktif. Namun pernyataan Trump membuat tensi konflik dagang kembali meningkat.
Dalam serangkaian cuitannya, Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen pada US$ 300 miliar impor Cina mulai 1 September 2019. Dia merasa tidak puas dengan proses negosiasi perdagangan antara kedua negara adidaya yang selama ini dipandang pasar akan menghasilkan dampak positif.
Padahal sebelumnya, AS sudah mengenakan tarif 25 persen pada US$ 250 miliar impor Cina yang bertujuan untuk menekan ekonomi terbesar kedua dunia itu. Pengenaan tarif itu juga dinilai sebagai gertakan AS agar Cina menyepakati kesepakatan perdagangan yang sedang dirancang.
Pada Jumat ini, nilai tukar rupiah di pasar spot bergerak melemah hingga 91 poin atau 0,65 persen menjadi Rp14.209 per dolar AS.
Di kurs tengah Bank Indonesia, kurs rupiah juga tertekan hingga Rp 14.203 per dolar AS atau level terlemah sejak 20 Juni 2019.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini