Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Biar mahal asal cepat

Pengangkutan transmigran dengan pesawat terbang akan semakin ramai. indonesia akan membeli 3 pesawat hercules. 45% dari para transmigran memakai pesawat terbang. (eb)

16 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGANGKUTAN transmigran dengan pesawat terbang kelihatannya akan semakin ramai. Tiga pesawat Hercules L-100-30 buatan Lockheed (AS) yang sudah dioperasikan sejak September 1979 akan ditambah dengan tiga buah lagi. Menurut wartawan The Asian Wall Street Journal yang melaporkan dari Tokyo transaksi jual beli sedang dipersiapkan. Harga pesawat itu, yang akan dibeli lewat perusahaan Mitsui di Jepang, sebuahnya berkisar antara US$ 12 juta nampai US$ 15 juta. Pembelian tersebut nampaknya berkaitan dengan rencana pemerinuh untuk mengangkut 500.000 KK transmigran sesuai dengan Pelita III yang akan berkhir ulan April 1984. Diperkirakan 45% dari jumlah itu akan diboyong dengan pesawat terbang. Untuk tahun anggaran 1981-82 ini transmigran yang harus dipindahkan dari Pulau Jawa, Bali dan Nusatenggara meliputi 125.000 KK. Ditambah lagi dengan sisa tahun sebelumnya sebanyak 61.000 KK. Dari sudut pembiayaan pengangkutan transmigran dengan pesawat terbang memang amat mahal. Tetapi pemerintah, sebagaimana dikatakan oleh Direktur Jenderal Transmigrasi Kadarusno melihat "keuntungan psikologis" dari usaha ini. "Selain bangga bisa menumpang pesawat terbang, dalam beberapa jam saja para transmigran sudah sampai ke tempat tujuan," katanya. "Perjalanan ke Irian lewat kapal laut bisa sampai 10 hari, sedang naik pesawat terbang cuma enam jam." Menurut Kapten Pilot Rusli Tahir dari Pelita Air Service, dengan masa terbang 16.000 jam dan ikut menerbangkan L-100 dari Amerika Serikat ke Indonesia -- sejak mulai dipakai ketiga pesawat tersebut tak pernah menganggur. "Apalagi sejak anuari 1980 pendayagunaan pesawat itu tinggi sekali," katanya. Setiap kali terbang pesawat tersebut bisa mengangkut 25 sampai 30 KK. Daerah tujuannya adalah lokasi transmigrasi di Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. "Kalau daerah yang dituju kebetulan daerah yang dekat dari Pulau Jawa, kami bisa 2 kali bolak-balik," ucapnya. Hampir tiap hari ada saja transmigran yang diterbangkan dari kota-kota tempat embarkasi, seperti Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Surabaya. hlenurut Rusli frekuensi penerbangan pesawat itu masih bisa ditingkatkan, termasuk menerbangkannya malam hari. Asalkan lapangan terbang tujuan dilengkapi dengan alat navigasi untuk pendaratan malam. Tetapi pemerintah, paling tidak Dirjen Kadarusno belum memandang perlu untuk menggenjot L-100. Untuk keselamatan penumpang, pesawat itu katanya belum digunakan secara maksimal. Berdasarkan kontrak, ketiga pesawat L-100 tadi untuk satu bulan bisa dimanfaatkan selama 720 jam terbang. "Tapi kenyataannya hanya digunakan 560 jam terbang," kata Kadarusno. Ia tampaknya sudah cukup puas dengan 3 pesawat L-100 yang ada. "Pengangkutan transmigran dengan 3 pesawat Lockheed yang ada sekarang sebenarnya sudah cukup memadai. Dengan ketentuan tetap mendapat dukungan armada laut dan darat seperti sekarang ini," katanya kepada wartawan TEMPO, Nadjib Salim . Rencana pembelian 3 pesawat L-100 dari Jepang yang tersiar awal Mei ini nampaknya tak akan semudah yang terjadi sebelumnya. Tiga pesawat Hercules L-100 yang kini dioperasikan perusahaan Pelita dibeli secara mencicil dari Mitsui & Co. Perusahaan itu membelinya dari perusahaan Lockheed-Georgia dengan bantuan kredit Ex-Im Bank Jepang. Sekarang sistem pembelian seperti itu nampaknya sulit untuk diulangi. Maka pembelian pesawat itu, kalau nanti jadi, akan berlangsung menurut syarat-syarat kredit komersial biasa. Maka armada angkutan transmigran nantinya akan berjumlah 9 buah. Ini termasuk 3 pesawat Transall C-160 yang kntrak pembeliannya sudah ditandatangani Dirjen Perhubungan Udara, Sugiri, 25 September 1979. Kontrak pembelian Transall C-160 itu mendapat reaksi dari kalangan DPR RI, karena harganya yang dianggap mahal: US$ 27,5 juta sebuah. Atau melebihi harga 2 buah Hercules L-100 dengan daya angkut penumpang yang lebih kecil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus