Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) mengganti Tim Pengawas dan Tim Pengelola Bank Internasional Indonesia (BII). Dalam siaran pers yang ditandatangani Kepala Divisi Komunikasi, Suryo Susilo, Ketua Tim Pengawas Rusli Prakarsa ditunjuk menjadi Ketua Tim Pengelola, menggantikan Cholil Hasan, yang mungkin akan kembali ke Bank Mandiri. Posisi Rusli akan digantikan wakilnya, Sudiarso. Anggota pengawas yang baru adalah Jurida Malaon Baharson, bekas Direktur Utama Bank Finconesia. "Susunan baru ini mulai berlaku sejak 14 Desember 2001," demikian Suryo Susilo dalam siaran pers Rabu pekan lalu.
Yang menarik, di jajaran Tim Pengelola muncul nama-nama baru yang berasal dari dalam BII sendiri. Sebut saja Rudy N. Hamdani, Hermanus Hasan M., dan Hanafi Himawan. Rudy sebelumnya pernah menjadi Direktur BII dan bergabung dengan bank yang dulu dikuasai keluarga Eka Tjipta ini sejak 1987. Sementara itu, Hermanus Hasan sebelumnya adalah Kepala Cabang Utama BII Thamrin, dan Hanafi Himawan sebelumnya menjadi Kepala Commercial Banking BII. Selain mereka, masuk juga Judi Prayudi Sudjono. Seorang analis menduga, pergantian oleh orang-orang dalam ini di-lakukan setelah BII "sukses" melepaskan diri dari caplokan Bank Mandiri.
Sebelumnya, pemerintah "menugasi" Bank Mandiri untuk menyelamatkan BII. Tapi, entah mengapa, pemerintah kemudian membiarkan BII tetap sebagai bank yang mandiri. Untuk itu, pemerintah mengeluarkan dana tidak kurang dari Rp 3 triliun buat mengganti tagihan antarbank dan utang pajak yang ditangguhkan. Sebelumnya, BPPN juga mengambil alih kredit macet Sinar Mas di BII senilai Rp 14,4 triliun. Dengan berbagai langkah itu, BII praktis selamat dan tak perlu merger dengan Mandiri. Dan Cholil pun dikembalikan ke Mandiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini