Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bing bingung, di mana menabung bing bingung, di mana menabung

Bank danamon mengeluarkan tabungan mirip tabanas. namanya primadana. bunganya dihitung per bulan. bisa diambil 6x sebulan. beberapa bank swasta ramai menggaet nasabah kecil lewat tabungan.

7 Mei 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRODUK baru itu mirip Tabanas, tapi namanya Primadana. Sepintas tampak serupa, tapi tak sama. Dan bukan kebetulan jika Bank Danamon membuatnya berbeda. Baru tiga minggu, per 29 April lalu, sistem tabungan itu diperkenalkan di Jakarta. Tapi dalam waktu sesingkat itu, Bank Danamon mampu menggaet hampir 450 nasabah. Nilainya pun mengagetkan: Rp 132 Juta. Jika dibandingkan dengan Tabanas asli yang dikumpulkan Danamon - hanya Rp 4,2 juta - angka itu tampak menakjubkan. Bahkan Primadana mampu melebihi porsi deposito yang mengendap akhir Maret lalu -- nilainya tak sampai Rp 120 juta. Dan sukses itu diraih dalam taraf uji coba di enam cabang Danamon di Jakarta. "Kalau memang bagus, nanti akan kami terapkan d semua cabang kami," kata R. Biantarno, dirut yang memimpin 14 cabang. Danamon memberi bunga persis Tabanas 15% setahun. Bedanya, Tabanas hanya membatasi bunga itu untuk Rp 1 juta pertama - tabungan selebihnya dapat bunga 12% - sedangkan Primadana tak memberi batas. Di samping itu, bunga Primadana dihitung per bulan. Bunga itu pun berbunga pada bulan berikutnya, sesuai dengan saldo rata-ratanya. Dan tiap bulan, nasabah bisa mengambil tabungannya sampai enam kali. Sistem seperti itu, jelas, lebih memikat ketimbang sistem Tabanas yang menghitung bunga tabungannya setahun sekali. Dasar perhitungannya pun dari saldo terendah tahun bersangkutan. Sedangkan daya tariknya, masih seperti dulu, adalah undian Tabanas yang bisa membuat penabung tiba-tiba girang, bila mendapatkannya. Sayang, pelaksanaan Tabanas yang memasyarakat - karena meladeni golongan ekonomi lemah - itu, sempat bikin "gregetan" 25 nasabah yang tergabung dalam satu unit kerja karyawan Pemda Kodya Surabaya. Menurut Achmad Koentjoro, Kepala Humas Pemda itu, ada laporan dari karyawan. Laporan itu begini: jika mengambil sebagian tabungannya, mereka ditanyai, "Golongan berapa, sih, Anda?" Ada kesan bahwa petugas bank - yakni BNI 1946 Cabang Kusumabangsa (THR) Jawa Timur - enggan melayan nasabah yang mobilitas menyimpan dan menabungnya seperti rentetan gerbong kereta api. Karena pelayanan yang kurang simpatik itu, tutur Koentjoro, 25 dari 12 ribu karyawan yang menjadi nasabah di BNI 1946, kontan mencabut seluruh tabungannya dan pindah ke bank lain. "Bagi kami tak ada masalah, 'kan pihak BNI '46 yang mengalami hambatan pelayanan itu. Tapi, Kepala BNI '46 Cabang Kusumabangsa, Untung Sudiarto, tak tahu-menahu akan "eksodus" 25 nasabah dari Pemda, yang merasa dipersulit mengurus tabungannya. Mungkin hal itu dianggap tak berarti, mengingat jumlah nasabah Tabanas di situ sekitar 27 ribu yang bernilai sekitar Rp 2 milyar. "Yang jelas, kami berusaha melayani para penabung sebaik mungkin," katanya. Ada empat karyawan yang diberi tanggung jawab mengurus Tabanas itu. Dan tenaga itu masih dibantu karyawan lainnya bila intensitas kerja soal Tabanas meningkat. Maka, praktek Tabanas bisa saja disaingi bank swasta nasional, yang mengeluarkan produk hampir serupa. Di Bank Danamon Jakarta saja, menurut managing director-nya, Jusuf Arbianto, sampai-sampai deposan di situ mentransfer bunga depositonya dalam Primadana. "Mereka tertarik, karena bunganya cepat berbunga lagi itu," katanya. Belum lagi saungan Tabanas dari tabungan yang dikeluarkan oleh, antara lain, Bank Arta Pusara, Bank Bhumy Bahari, Bank Central Asia, Bank Umum Nasional, yang masing-masing menawarkan daya tariknya. Bank Susila Bakti saja, yang memperkenalkan tabungan - istilah menterengnya saving account - pertengahan tahun silam sudah menggaet Rp 2,5 milyar bulan lalu. "Ini 'kan dana jangka panjang yang cukup berguna," kata M.S. Andi Ralie Siregar, direktur utamanya. Itu terjadi setelah, Februari Lalu, bunganya dinaikkan dari 12% menjadi 15% - sama dengan Tabanas. Bank Perkembangan Asia malah sempat mengumpulkan tabungan serupa lebih dari Rp 7,6 milyar. Resepnya, dua bulan terakhir ini, nasabah yang memanfaatkan kredit mobil di sini diberi hadiah tabungan Rp 100 ribu. "Kita tak boleh mengandalkan deposito, dana kecil-kecil seperti tabungan ini kalau digabung jadi besar juga," ujar Priasmoro Prawiroardjo, direktur utamanya. Model tabungan bank-bank swasta ini, ternyata, mendapat tanggapan masyarakat luas, justru pada saat bunga deposito ramai dibicarakan bakal kena pajak. Sementara itu Tabana, bibit jenis tabungan yang diselenggarakan swasta itu, ibarat mobil tua saja: tentu perlu perbaikan di bengkel pemerintah. Suhardjo Hs., Bachtiar Abdullah (Jakarta), Zed Abidin, Herry Mohammad (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus