PUSAT data bisnis yang hendak dibangun Kadin DKI sudah beberapa tahun ini masih saja dalam rencana. Keinginan itu belum juga bisa direalisasikan, konon, karena para anggota Kadin enggan menyetor dana. Tapi akhirnya sebuah perusahaan swasta segera mengambil oper ide itu. Sejak dua minggu lalu, sebuah perusahaan pelayanan data telah beroperasi di lantai dasar Gedung Patra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. PT Indo Info Prima siap melayani siapa saja yang membutuhkan informasi gratis tentang turisme, real estate, dan industri. "Dijamin, data yang kami miliki cukup lengkap," kata Zulkifli Arifin, Direktur Pemasaran IIP. Untuk informasi turisme, misalnya, IIP sudah mendata secara detail obyek-obyek wisata dari Sabang sampai Merauke. Data itu mencakup, mulai dari perkiraan biaya yang dibutuhkan, transportasi, dan akomodasi yang akan digunakan, hingga ke profil tempat yang akan dituju. Begitu juga info tentang real estate. Mulai dari profil bangunan -- arsitekturnya dan luas tanahnya, misalnya -- lokasi, hingga ke harga rumah yang diminati. Data serupa juga disiapkan IIP bagi mereka yang membutuhkan mobil-mobil bekas. Lebih menarik lagi info tentang industri. IIP siap memberikan data tentang profil segala macam industrial company yang ada di Indonesia. Pun jenis produk dan jasa yang diminati, harga, dan bagaimana cara melakukan pembelian, bisa diminta di sini. "Informasi ini memang sasarannya bagi mereka yang berminat membeli produk-produk industri kita," kata Arifin. Jenis produk yang ada, mulai dari susu (seperti Indo Milk) hingga automotif, bahkan yang lebih berat lagi. Khusus mengenai info tentang industri ini, IIP bekerja sama dengan Departemen Peridustrian. Seluruh data info itu dikemas dalam program komputer. Untuk melayani pencari data, IIP menyediakan empat PC (personal computer) yang dioperasikan setiap hari pada jam-jam kerja. "Supaya menarik, program kami dilengkapi gambar-gambar dan foto bermutu," tutur Arifin. PT IIP didirikan Mei lalu oleh tiga pengusaha (Dicky Pangemanan, Aditya Tirtosudiro, dan Ny. Mini Soemarno) dengan modal sekitar Rp 200 juta. Penghasilan IIP diharapkan dari perusahaan-perusahaan yang memasang datanya. Caranya dengan berlangganan, Rp 500 ribu per tahun. Dengan tarif sebesar ini, kata Arifin, selain jasa melalui komputer tadi, perusahaan yang berlangganan akan diikutsertakan dalam pameran. Targetnya, dua kali pameran diselenggarakan di dalam negeri dan satu kali di luar negeri. Sejauh ini, tak kurang dari 40 perusahaan sudah berlangganan jasa IIP -- antara lain Indo Milk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini