Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Sepekan

12 November 2007 | 00.00 WIB

Bisnis Sepekan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

BBM Tak Akan Naik

WALAU harga minyak mentah dunia makin mendekati US$ 100 per barel, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memastikan tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak. ”Tidak ada opsi itu. Akan kami cari solusi yang lain,” kata Presiden Yudhoyono di Jakarta, Rabu pekan lalu.

Karena janji itu, pemerintah kini tengah menyiapkan skenario jika harganya tidak terkendali atau bahkan bila bertengger di atas US$ 100 per barel. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Boediono, dampak harga emas hitam terhadap anggaran tahun ini sudah diperhitungkan. Juga, ekses yang akan menimpa neraca pembayaran Indonesia dan industri dalam negeri.

Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada itu mengakui bahwa kenaikan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, salah satu fokus pemerintah adalah sektor manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja. Pemerintah juga akan mendorong konversi energi. ”Bentuknya bisa dengan memperlonggar aturan,” kata Boediono.

Pembiayaan Lahan Tol Belum Jelas

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menolak usulan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto agar pemerintah menanggung seluruh biaya land-capping pembebasan lahan jalan tol. Bila usulan Menteri Pekerjaan Umum diterima, maka pemerintah akan membayar seluruh kelebihan harga lahan tol kalau melampaui 110 persen dari harga patokan.

Menurut Sri Mulyani, jika biaya land-capping tidak dibatasi, maka risiko ongkos pembebasan lahan yang dibebankan ke anggaran pemerintah menjadi tak terkendali. ”Bisa-bisa APBN-nya ditanya terus,” katanya, Rabu lalu.

Kini, batas biaya pembebasan itu tengah dibahas Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional bersama Departemen Keuangan dan Badan Pertanahan Nasional. ”Harus ada risiko yang juga ditanggung investor,” kata Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta.

Ada Lexus di Indonesia

MOBIL premium buatan Toyota Motor Corporation, Lexus, akhirnya hadir di Indonesia. Di The Lexus Gallery Menteng, empat variannya, yakni LS460L, GS300, IS300, dan RX350, diperkenalkan pekan lalu. Indonesian Lexus Principal yang juga Presiden Direktur Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan, mengatakan, populasi masyarakat kelas atas Indonesia yang terus meningkat menjadi alasan mengapa produk mewah ini dipasarkan.

Sebelum menghadirkan secara ”mandiri”, menurut Project General Manager Lexus Achmad Rizal, Toyota telah mensurvei kelas atas Indonesia. ”Hasilnya, jumlah orang yang mempunyai uang cash di atas US$ 1 juta sangat besar,” kata Rizal saat dihubungi Tempo, Jumat pekan lalu. Merekalah yang akan dibidik Lexus.

Tak mengherankan jika Lexus berharap bisa melepas kendaraan berharga Rp 790 juta hingga Rp 2 miliar itu hingga 120 unit tahun depan. Bahkan pada awal 2008 satu varian baru, LX570, akan diluncurkan. Kendaraan mewah yang pertama kali diluncurkan di Amerika Utara pada Desember 1989 itu juga didatangkan dari Jepang.

Pada 2006, Lexus berhasil menjual 357.500 di Amerika dan Jepang—dua pertiga dari total penjualan seluruh dunia. Tahun ini, sampai September lalu sudah 270.200 unit yang terserap pasar kedua negara itu. ”Indonesia akan membuka pasar baru,” kata Rizal.

Manajemen 28 BUMN Dirombak

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil kembali membongkar manajemen sejumlah perusahaan negara. Kali ini perombakan dilakukan pada 28 perusahaan, di antaranya PT Krakatau Steel, PT Kereta Api Indonesia, PT Angkasa Pura I-II, PT Pelabuhan Indonesia I-IV, dan PT Hutama Karya.

Daenulhay, Direktur Utama Krakatau Steel, digantikan Fazwar Bujang yang sebelumnya Direktur Keuangan Krakatau. Direktur Utama Hutama Karya, Sudarsono Hardjosuratno, dicopot, digantikan Subagyono yang sebelumnya Direktur Keuangan dan Administrasi Hutama. Jabatan Direktur Utama PT Pindad dialihkan dari Budi Santoso ke Adik Avianto Soedarsono yang sebelumnya Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Sofyan mengatakan, pemilihan manajemen baru BUMN ini semata-mata karena alasan profesionalitas. ”Tidak ada pertimbangan politik,” katanya, Jumat kemarin. Karena itu, direksi dan komisaris diharapkan bisa maksimal mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk memajukan BUMN. ”Bapak dan Ibu tidak ada utang kepada siapa pun kecuali kepada bangsa dan negara,” katanya.

Gelora Senayan Jadi Badan Komersial

Pemerintah berencana mengubah status kompleks Gelora Senayan Jakarta menjadi Badan Layanan Umum. Kompleks stadion yang saat ini di bawah tanggung jawab Kementerian Sekretaris Negara akan dikelola unit usaha khusus secara komersial.

Alasan pengalihan status ini, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, selama ini manajemen Gelora Senayan dan juga kawasan Kemayoran tidak jelas. Padahal, keduanya berlokasi di kawasan bisnis utama Jakarta. ”Tapi cuma memberikan beberapa puluh juta saja kepada negara setiap tahun,” katanya, Rabu pekan lalu.

Kawasan Gelora Senayan meliputi Hotel Sultan, kompleks MPR/DPR, Gelora Bung Karno, dan kawasan komersial Senayan. Luas seluruh kompleks ini mencapai 279 hektare.

BTPN Bersiap IPO

BANK Tabungan Pensiunan Negara akan menggelar road show ke pasar Singapura dan Hong Kong akhir tahun ini. Penjajakan dalam rangka penawaran saham perdana ke publik (IPO) itu dilakukan setelah izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dikeluarkan. Commerce International Merchant Banker dan PT BNI Sekuritas akan ditunjuk sebagai penjamin emisi.

Rencananya, BTPN akan melepas 32,89 persen saham yang dimiliki Perusahaan Pengelola Aset. Dari IPO itu, Direktur Utama BTPN Paulus Wiranata memperkirakan dana yang terkumpul mencapai Rp 500 miliar. Ini berdasar pada nilai buku dari modal perusahaan Rp 1,1 triliun. ”Tapi, semuanya tergantung pasar,” kata Paulus pekan lalu.

Analis Finan Corfindo Nusa Edwin Sinaga pesimistis target Rp 500 miliar tercapai. Alasannya, investor lebih berminat membeli saham bank-bank papan atas. ”Memang, kalau dari hitung-hitungan nilai buku, saham itu murah dibandingkan dengan bank lain,” kata Edwin.

Ekonomi Melambat

BADAN Pusat Statistik memperkirakan pertumbuhan ekonomi akhir tahun ini melambat. Faktor utamanya adalah kenaikan harga minyak mentah dunia. ”Negara industri cenderung mengurangi impor dari Indonesia,” kata Ketua BPS Rusman Heriawan di Jakarta pekan lalu. Namun, ia optimistis pertumbuhan ekonomi 6,3 persen akan tercapai.

PT Danareksa Research Institute juga memprediksi kelambatan ini. Asumsi pertumbuhan ekonomi 6,5 persen akan terkoreksi menjadi 6,3 persen. ”Resesi ekonomi seperti 1980-an bisa terulang,” kata Chief Economist Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa.

Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah juga menyatakan adanya hantaman harga minyak terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Periode dan besaran kenaikan akan sangat menentukan seberapa besar dampak itu bagi negara. Menurut dia, yang perlu diperhatikan adalah imported inflation yang bisa dikurangi dengan arus dana yang masuk (capital inflow). Ini bisa membantu penguatan rupiah.

Bisnis Properti Terus Melaju

Saat bisnis properti di Amerika Serikat lunglai akibat krisis kredit perumahan, di Indonesia sektor ini malah tambah bergairah. Menurut Manajer Senior Strategic Advisory PT Procon Indah, Utami Prastiana, hingga triwulan ketiga 2007, pasokan ruang perkantoran bertambah 5,5 persen, tingkat hunian naik 4,1 persen, dan daya serap pasar menjulang 113,4 persen. ”Tingkat hunian itu yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir,” katanya, Kamis pekan lalu. Bahkan pasokan triwulan keempat, 70 persennya sudah dipesan.

Bukan hanya perkantoran, pasar kondominium juga dibanjiri 11.152 unit baru dengan 2.301 unit berlokasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Kendati tingkat huniannya relatif stabil, penjualan unit kondominium melesat 94,3 persen. Bos Procon Indah Siswanto Widjaja mengatakan, dampak masalah kredit perumahan di Amerika Serikat dan melonjaknya harga minyak dunia ada kemungkinan bakal mengganjal pertumbuhan bisnis properti pada 2008. Harga material bangunan akan terkerek. Persiapan Pemilihan Umum 2009 juga bakal berpengaruh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus