Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasokan Gas Dalam Negeri Diutamakan
Pemerintah menyatakan akan lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan pasokan gas di dalam negeri dibandingkan menjualnya ke luar negeri. "Tidak mungkin kita membiarkan pabrik pupuk berhenti karena kekurangan gas," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat pekan lalu. "Ekspor akan dikurangi kalau kebutuhan dalam negeri meningkat."
Pernyataan Kalla menegaskan kembali sikap pemerintah menjelang berakhirnya kontrak penjualan gas ke beberapa negara. Kontrak ke Jepang, misalnya, berakhir pada 2010. Sehari sebelumnya, Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan bahwa perpanjangan kontrak gas ke Jepang merupakan masalah sensitif. "Karena itu akan diputuskan oleh Presiden sendiri dalam kunjungannya ke Jepang (pekan ini-Red.)," kata Paskah.
Selama ini Jepang dikenal sebagai mitra dagang dan pemberi utang terbesar ke Indonesia. Namun, menurut Kalla, keputusan perpanjangan belum akan diambil jika belum ada rencana riil kebutuhan dan produksi gas dalam negeri, yang mungkin baru akan selesai disusun tahun depan. "Dari hitungan itu baru dirumuskan ekspor akan dikurangi atau ditambah." Kontrak ke Jepang bukan perkecualian.
Kalaupun nanti kontrak diperpanjang, kata Wakil Presiden, Indonesia akan meminta kompensasi kepada Jepang. Bentuknya berupa bantuan untuk modernisasi pabrik pupuk, pembangkit listrik, dan eksplorasi gas di ladang-ladang baru yang sudah ditemukan. Kontrak penjualan gas Indonesia ke Jepang mencapai 12 juta ton per tahun, tapi realisasinya saat ini hanya separuhnya.
Pemerintah Perluas Basis Wajib Pajak
PEMERINTAH akan memperluas basis wajib pajak mulai tahun depan. Perluasan bakal menyentuh ke karyawan swasta, pegawai negeri sipil, dan sektor retail. "Selama ini mereka paling sedikit membayar pajak," kata Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution di Jakarta pekan lalu. Direktorat jenderal pajak juga akan melakukan intensifikasi dan mengecek kembali transaksi wajib pajak besar yang sudah dilakukan.
Darmin mengatakan, hingga 15 November, penerimaan pajak sudah mencapai Rp 300,3 triliun atau 80,8 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2006 sebesar Rp 371,7 triliun. Saat ini aparat pajak sedang disorot karena target penerimaan pajak tahun ini diperkirakan tak tercapai. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui hal itu, tapi dia menjamin kekurangan setoran pajak hingga akhir 2006 tidak akan mencapai Rp 30 triliun.
DPR Bahas Calon Deputi BI
KOMISI Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya sepakat memproses empat ca-lon Deputi Gubernur Bank Indonesia yang diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dewan sempat mempersoalkan keterlambatan surat Presiden yang baru diajukan 18 Oktober lalu, telat sepekan dari seharusnya.
"Kami mempersilakan masing-masing fraksi membahas calonnya," kata Ketua Komisi Keuangan Awal Kusumah di Jakarta pekan lalu. Mereka adalah Muliaman D. Hadad (Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI), Budi Mulya (Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI), S. Budi Rochadi (Direktur Senior Pengawasan Bank), dan M. Ardhayadi (Kepala Perwakilan BI London).
Lantaran Dewan mulai reses pada 7 Desember nanti, Komisi Keuangan akan menggenjot proses pemilihan agar dua deputi baru bisa dilantik sebelum akhir tahun ini. Dewan mengejar tenggat karena, menurut aturan, pelantikan Deputi Gubernur BI hanya bisa dua orang dalam setahun.
Dua deputi yang bakal diganti, Maman H. Soemantri dan Maulana Ibrahim, pensiun 11 Januari mendatang. Padahal, pada November 2007, ada dua deputi lagi yang habis masa jabatannya, yakni Aslim Tadjuddin dan Bun Bunan Hutapea.
Kerja Sama Kedua Toyota-Daihatsu
Toyota Astra Motor dan Astra Daihatsu Motor mengumumkan rencana kolaborasi kedua mereka, Kamis pekan lalu. Setelah dua tahun lalu mendulang sukses besar melalui produksi bersama Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, kini mereka berencana meluncurkan produk bersama berupa kendaraan SUV (sport utility vehicle) dengan dua nama: Toyota Rush dan Daihatsu Terios.
Seperti halnya Avanza dan Xenia, kendaraan SUV bermodel kompak ini akan diproduksi oleh Astra Daihatsu dan dipasarkan melalui jaringan Toyota dan Daihatsu. Pola ini sebelumnya terbukti ampuh dan itu terlihat dari hasil penjualan Avanza-Xenia hingga akhir tahun ini yang mencapai kisaran 200 ribu unit. Keduanya mendominasi pasar kendaraan angkut serbaguna di kelas 1.500 cc ke bawah.
Kali ini pun kedua pemain besar industri otomotif di Tanah Air ini optimistis produk bersama mereka akan diminati. "Tapi kami belum menetapkan target penjualan," kata juru bicara Toyota Astra, Widyawati, Jumat pekan lalu. Rencananya, Rush dan Terios sudah mulai menjelajahi jalanan awal tahun depan.
Y. Tomi Aryanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo