Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pungutan Pelabuhan Masih Marak
KABAR tak sedap itu datang dari pelabuhan. Senin pekan lalu Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) masih menemukan adanya pungutan di terminal handling charge (THC) US$ 150 per peti kemas untuk ukuran 20 kaki oleh perusahaan pelayaran.
Pungutan tak resmi ini me-nyebabkan pelabuhan di Indonesia tergolong yang termahal di dunia. Padahal, menurut anggota KPPU Muhammad Iqbal, biaya bongkar muat di pelabuhan atau THC telah diturunkan menjadi US$ 95 per peti kemas, sejak November 2005. Tapi kenyataannya banyak perusahaan pelayaran masih membandel.
Pelanggaran terjadi, kata Iqbal, karena terlalu banyak institusi yang terlibat dalam pengelolaan pelabuhan. ”Setidaknya ada 11 institusi,” ujarnya. Alhasil, perusahaan pelayaran harus membayar pungutan tidak resmi kepada 11 insti-tusi itu.
Untuk mengatasi persoalan ini, pe-me-rintah- akan meminta Badan Pemerik-sa- Keuang-an melakukan audit inves-tigasi ter-hadap kegiatan-kegiatan pelabuhan yang mengenakan pungutan liar. Auditor- in-ternasional juga akan dilibatkan.
Jepang Kucurkan Pinjaman Baru
PEMERINTAH Jepang mem-berikan pinjaman baru kepada Indonesia senilai 93 miliar yen (sekitar Rp 7,2 trili-un) pada tahun ini. Dengan- utang baru itu, total pinjam-an uang dari pemerintah Jepang mencapai sekitar 4 tri-liun yen (Rp 313,2 triliun).
Perjanjian pinjaman itu tertuang dalam nota diplomatik yang ditandatangani kuasa usaha ad interim Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Kuroki, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Departemen Luar Negeri RI, Primo Alui Oelianto, di Jakarta, Selasa pekan lalu.
Enam proyek akan dibiayai- dari uang pinjaman ini. Proyek itu antara lain jalan penghubung Tanjung Priok periode II, pembangkit listrik tenaga air Asahan III, perluasan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kamojang 60 megawatt, serta integrasi pembangunan sumber air dan manajemen banjir di Semarang.
Jasa Marga Masuk Bursa
LANGKAH maju akhirnya diambil PT Jasa Marga. Untuk membiayai tiga ruas jalan tol, perusahaan milik negara ini akan menjual sahamnya ke publik melalui mekanisme initial public offering.
Tiga tol tersebut, yaitu Bogor Ring Road, ruas jalan tol Semarang-Solo, dan ruas ja-lan- tol Gempol-Pasuruan. ”Sebagian dana juga untuk mendanai pembebasan lahan proyek jalan tol seribu kilometer di seluruh Indonesia,” kata Direktur Utama Jasa Marga, Frans Setyaki Sunito, pekan lalu.
Penjualan saham perdana ini akan dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, Jasa Mar-ga akan melepas saham- ke publik pada kuartal- pertama tahun ini, sekitar 10 persen-. ”Estimasi dana yang ter-himpun sekitar Rp 1 triliun-,” kata Direktur Keuangan Jasa Marga, Reynaldi Hermansyah.
Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, Bambang Sulistyo, mengatakan penjualan saham tahap selanjutnya akan dilakukan lewat penawaran saham kedua (secondary offering) dan ketiga pada 2007 atau 2008. ”Jumlah saham yang ditawarkan tergantung kondisi pasar,” ujarnya.
Menurut Bambang, Jasa Marga juga berencana memperbaiki rasio permodalannya terhadap utang perusahaan, dengan cara menjual sejumlah portofolio aset atau saham di sejumlah perusaha-an. Salah satu saham yang akan dijual adalah 17 persen- saham di PT Cipta Marga Nusaphala Persada Tbk. ”Valuasi saham masih dihitung,” ujarnya.
Holcim Membangun Pabrik Baru
UNTUK merespons ting-ginya permintaan semen di dalam negeri, PT Holcim Indo-nesia Tbk akan memba-ngun pabrik semen baru di Surabaya. Dana investasi- yang dibutuhkan untuk mem-bangun pabrik semen terintegrasi itu sekitar US$ 300 juta (Rp 2,7 triliun). Dana sebesar itu, kata Direktur Utama Holcim, Tim Mac-Kay, akan berasal dari kas dan pinjam-an.
Perusahaan yang dulu bernama PT Semen Cibinong Tbk ini juga akan melakukan lindung nilai atas utangnya senilai US$ 200 juta (Rp 1,8 triliun). Holcim telah meng-usulkan rencana ini kepada kreditor pada Februari lalu. ”Semoga persetujuan kreditor bisa keluar pada April mendatang,” kata Direktur Holcim, Thomas Dinkel, di Jakarta, Senin pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo