Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rp 200 Triliun untuk Infrastruktur
Pemerintah telah menyiapkan dana Rp 200 triliun untuk pembangunan infrastruktur selama lima tahun mendatang. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Aburizal Bakrie, menyebut dana itu seluruhnya berasal dari dalam negeri, seperti perbankan, lembaga asuransi, PT Jamsostek, dan PT Taspen.
Sebenarnya, kata Ical, dana yang tersedia di dalam negeri mencapai Rp 400 triliun. "Tetapi, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Rp 200 triliun dulu," kata Aburizal, Senin pekan lalu. Ical optimistis dana tersebut dapat dipenuhi. "Kebutuhan dana setahun Rp 40 triliun itu. Itu sama dengan 20 persen dari pertumbuhan dana perbankan per tahun," kata Aburizal.
Proyek-proyek yang akan diprioritaskan dibangun lebih dulu antara lain jalan tol, pembangkit listrik, pelabuhan, dan lapangan terbang. Pekan depan, proyek yang didahulukan akan diusulkan kepada Wakil Presiden. Pemerintah juga menyediakan dana dari APBN untuk proyek infrastruktur yang tidak komersial. "APBN hanya bisa menyediakan dana 17-20 persen dari total kebutuhan (pembiayaan pembangunan infrastruktur)."
Bank Century Beroperasi
Bank Century, yang merupakan merger Bank CIC, Pikko, dan Danpac, resmi beroperasi. Rabu pekan lalu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Hamid Awaluddin, telah mengeluarkan persetujuan atas perubahan anggaran dasar Bank CIC, yang digunakan sebagai kendaraan merger menjadi Bank Century.
Setelah penggabungan tersebut, Century memiliki modal dasar Rp 4,2 triliun, dengan modal disetor Rp 1,7 triliun. Nilai aset Century kini mencapai Rp 8,11 triliun dengan dana pihak ketiga yang bisa dihimpun Rp 6,19 triliun. Sedangkan rasio kecukupan modalnya (CAR) 12,82 persen. Pemegang saham Century terbesar adalah Chinkara Capital Limited (27,70 persen), dan publik menguasai 45,26 persen saham.
Wakil Direktur Utama Bank Century, Hermanus Hasan Muslim, berharap Century dapat memanfaatkan keunggulan dari bank-bank legacy (Pikko, Danpac, dan CIC). Bank Pikko, misalnya, dikenal memiliki keunggulan sebagai bank retail, terutama di Sumatera. Bank CIC memiliki kekuatan dalam perdagangan valuta asing, sementara Danpac dikenal tangguh dalam mengelola perusahaan.
BBJ Perdagangkan Kontrak Migas
Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mengeluarkan produk baru berupa kontrak gulir berkala untuk produk minyak mentah dan gas alam. Kontrak gulir merupakan instrumen lindung nilai (hedging) terhadap harga minyak yang kerap bergolak. "BBJ diharapkan dapat menjadi tempat untuk melakukan lindung nilai terhadap harga minyak sekaligus sebagai tempat investasi," ujar Direktur Utama BBJ, Hasan Zein Mahmud, pekan lalu.
Kontrak gulir berkala meru-pakan kontrak yang mengacu ke harga kontrak berjangka yang aktif diperdagangkan di luar negeri. Kontrak ini tak memiliki jatuh tempo karena selalu otomatis diperpanjang. Kontrak gulir berkala untuk minyak mentah dan gas alam yang diperdagangkan di BBJ akan mengacu pada harga kontrak berjangka di New York of Mercantile (NYMEX). Sebelum ini, BBJ telah memperdagangkan kontrak gulir berkala untuk produk kapas, kopi, gula, dan kakao, yang mengacu ke harga kontrak berjangka di New York Board of Trade (NYBOT).
Setelah minyak mentah dan gas alam, BBJ merencanakan akan mengeluarkan kontrak gulir berkala untuk komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil) dan emas. Sepanjang tahun ini hingga November kemarin, volume perdagangan BBJ mencapai 833.999 lot. "Ini berarti BBJ berhasil membukukan transaksi rata-rata 3.800 lot per hari," kata Hasan.
Harga Gabah Naik
Departemen Pertanian merekomendasikan kenaikan gabah kering panen (GKP) Rp 100 per kilogram dalam Inpres Perberasan baru, yang akan terbit awal tahun depan. Dengan harga baru itu, GKP menjadi Rp 1.330 per kilogram. Alasan kenaikan itu adalah penurunan laju inflasi dan mengantisipasi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, pemerintah tidak menaikkan harga gabah kering giling (GKG) yang kini Rp 1.730 per kilogram.
Untuk mengamankan harga gabah pada tingkat petani, Menteri Pertanian Anton Apriyantono meminta Perum Bulog memisahkan tugas sosial dan bisnisnya. Bulog diharapkan hanya berkonsentrasi dalam urusan bisnis, sedangkan pengawasan atas harga gabah dilakukan Dewan Ketahanan Pangan. Selama ini Bulog hanya mampu membeli 7 persen atau 2,2 juta ton dari total gabah yang dihasilkan petani setiap tahun.
Pertarungan di Motor Kian Seru
Menjelang akhir tahun, beberapa pabrikan motor asal Jepang berlomba-lomba mendirikan pabrik baru di Indonesia. Setelah Yamaha Indonesia Motor Manufacture resmi mengumumkan rencana pendirian pabrik senilai US$ 66,78 juta, giliran Astra Honda Motor (AHM) datang dengan investasi US$ 100 juta. Sebelumnya, Suzuki juga berminat menambah pabriknya di sini.
Rencana itu berkaitan dengan pesatnya penjualan sepeda motor di Indonesia. Tapi, melesatnya penjualan itu tidak diimbangi kemampuan tiap-tiap pabrikan. Saat ini seluruh pabrik di Indonesia hanya mampu memproduksi 3,5 juta unit per tahun, padahal permintaan sepeda motor di dalam negeri hingga November lalu saja sudah 3,2 juta dan diperkirakan menjadi 3,4 juta hingga akhir tahun.
Apabila dihitung angka ekspor ke berbagai negara, kapasitas dalam negeri tak mencukupi lagi. Tahun depan, permintaan motor di Indonesia diperkirakan naik menjadi 5 juta unit. Kini Indonesia di urutan ke-3 dunia untuk produksi sepeda motor, di bawah Cina dan India. Tingginya minat masyarakat terhadap sepeda motor tahun ini diperkirakan karena pemilihan umum berlangsung aman, dan itu membawa berkah tersembunyi kepada masyarakat bawah sehingga bisa mencicil sepeda motor.
Astra Siapa yang Punya
Tanpa banyak gembar-gembor, Jardine Cycle and Carriage (C&C) telah menguasai 47 persen saham PT Astra International Tbk. (AI) dari sekitar 40 persen pada awal tahun ini. Pembelian tersebut, kata Direktur Keuangan Astra International, John S.A. Slack, seperti dikutip Bisnis Indonesia, dilakukan setiap pekan selama dua bulan terakhir.
Jardine C&C juga akan terus membeli saham Astra di PT Tunas Ridean, dari jumlah yang saat ini sudah mereka kuasai sebesar 37,5 persen. Tunas adalah perusahaan yang bergerak di bidang suku cadang dan dealer penjualan mobil baru dan bekas. Mereka juga membeli 45 persen saham unit usaha AI di Mauritius. Masuknya Jardine C&C ke Astra tak akan mengubah rencana bisnis penguasa industri otomotif terbesar di Indonesia itu.
Telkom Kuasai Dayamitra
Telkom kini menguasai sepenuhnya Dayamitra Telekomunikasi setelah membeli 9,68 persen saham TM Communication (Hong Kong). Perjanjian jual-beli yang melibatkan dana US$ 16,2 juta ini dilakukan Selasa pekan lalu. Dengan pembelian itu, Telkom kini memiliki 100 persen saham perusahaan yang dulunya menjadi mitra KSO (kerja sama operasi) Telkom untuk Divisi Regional VI Kalimantan. Kabar ini termuat dalam surat Telkom kepada Bursa Efek Jakarta, Jumat pekan lalu.
Pembayaran transaksi jual-beli ini akan dicicil mulai Desember 2004 hingga Maret 2006. Setiap bulan, Telkom akan mencicil US$ 787.390 sampai jumlahnya mencapai US$ 16,2 juta pada Maret 2006. Pada saat itulah TM Telecommunication akan menyerahkan 9,68 persen ke Telkom. Sebelum pembelian ini, Telkom lebih dulu membeli 90,32 persen saham Dayamitra senilai US$ 121,93 juta. Telkom juga sudah mengambil alih proyek-proyek KSO seperti Pramindo Ikat Nusantara (Sumatera), Ariawest International (Jawa Barat dan Banten), dan Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (Jawa Tengah dan Yogyakarta).
Kembali Berharap Seribu
Menjelang tutup tahun, bursa saham kembali menemukan gairah. Setelah terus merosot selama dua pekan silam, indeks harga saham berhasil bangkit sepanjang pekan lalu dan naik 28,124 poin. Pada penutupan perdagangan Jumat, indeks di bursa saham bertengger di posisi 973,354 poin. Para analis sepakat kenaikan indeks pekan lalu lebih banyak didorong oleh technical rebound.
Pada tiga hari pertama pekan lalu, indeks melemah karena harga beberapa saham unggulan dinilai sudah kelewat mahal. Selain itu, bursa juga terpukul oleh banyaknya berita buruk. Aksi teror pengeboman dan penembakan di sejumlah gereja yang terjadi di Palu, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak, dan pencabutan izin Bank Global meletupkan sentimen negatif di bursa.
Di tengah pekan, angin berbalik. Berita positif tentang beberapa emiten mengubah arah indeks. Menjelang akhir pekan, para pemain saham yakin indeks bakal mampu kembali menembus angka seribu sebelum tahun 2004 usai. Beberapa saham unggulan, seperti Astra dan Telkom, menjadi motor kenaikan indeks. Astra, misalnya, kembali dilirik oleh para investor setelah Cycle and Carriage diberitakan akan menambah kepemilikan di Astra.
Sayangnya, tren bullish (marak) tak terlihat di pasar uang. Rupiah pekan ini kembali terpuruk. Kurs dolar, yang Rp 9.275 pada awal pekan lalu, berakhir di posisi Rp 9.300 pada perdagangan Jumat sore. Rupiah terus merosot karena tingginya permintaan sektor korporat domestik, sebagian besar untuk membayar utang yang jatuh tempo tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo