Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WAJAH warga Dusun Tembi cerah ceria siang itu. Mereka melambaikan tangan dan melempar senyum lebar ketika Warwick Purser, pria Australia 60 tahun itu, melintas di jalanan dusun. "Sesungguhnya saya hanya ingin membantu meningkatkan ekonomi mereka," kata Warwick kepada Tempo, seraya membalas senyum dan lambaian warga.
Dusun Tembi, Desa Timbulhardjo, Kabupaten Bantul, hanya sekitar delapan kilometer dari Yogyakarta arah ke selatan. Jalanan di sini mulus, rumah berlantai tanah jarang dijumpai, anak-anak bersekolah dengan sepatu bagus. Dan yang terpenting, jumlah anak putus sekolah turun luar biasa. "Mereka malu kalau tidak sekolah," kata Idham Samawi, Bupati Bantul yang pekan lalu baru saja habis masa jabatannya.
"Ekonomi Tembi berubah drastis dibanding sepuluh tahun lalu," kata Dawud Subroto, 49 tahun, tokoh masyarakat yang kini menjadi Ketua Yayasan Warwick Purser. Dawud, yang dulunya sopir taksi, kini pengusaha pemasok produk kerajinan ke PT Out of Asia, perusahaan milik Warwick Purser. Semula bekerja pada Warwick, kini ia mandiri dan mensuplai 80 persen barang kerajinan ke Out of Asia.
Warwick memulai bisnis cendera mata dengan mendirikan PT Out of Asia sepuluh tahun silam. Dia menggunakan pola kemitraan dengan mempekerjakan 20 karyawan. Ketika datang ke Bantul, Warwick menyewa satu rumah joglo yang kini menjadi kantornya. Untuk mencari perajin, dia membonceng sepeda motor Dawud. Kini karyawannya 400 orang, sebagian besar warga Dusun Tembi.
Bahan baku yang dibutuhkan juga makin beragam. Dari enceng gondok dan pandan, kini ia menggunakan pelepah pisang, kaleng bekas, kertas koran, dan kertas majalah bekas. Barang-barang itu disulap menjadi bernilai jual tinggi dan sesuai dengan selera pasar dunia. Mereka membuat keranjang pakaian, bingkai foto, bingkai kaca, kotak sepatu, vas bunga, dan furnitur.
Produk kerajinan itu diekspor ke berbagai negara. Tiap harinya ada dua atau tiga kontainer dengan omzet jutaan dolar diberangkatkan. Sebagian besar (55 persen) dilempar ke Amerika Serikat, sekitar 40 persen ke Eropa, sisanya ke Australia. Toko-toko dengan nama besar, seperti Crate & Barrel, Neiman, Body Shop dan Crabtree & Avelyn, yang memiliki 380 cabang di seluruh dunia, memajang produk Dusun Tembi ini.
Itulah hasil karya 4.000 perajin Indonesia yang terpajang di toko kelas dunia. Label made in Indonesia sering membuat orang Indonesia sendiri kaget melihat barang itu terpajang di toko supermewah. "Saya bangga barang buatan Indonesia terpajang di toko besar di luar negeri," kata pria asal Sydney ini.
Ujung-ujungnya, kata Idham, tingkat kesejahteraan ekonomi warga Tembi sangat mencolok dibandingkan dengan desa sekitarnya. Hampir semua rumah punya televisi berwarna dan kandang sapi—dan isinya, tentu saja. Inilah dua ikon kesejahteraan orang desa. Dari buruh tani yang hanya mendapat upah di musim panen, mereka menjadi karyawan dengan penghasilan tetap.
Yang paling menjanjikan adalah pendidikan. Di dusun itu kini ditemukan tempat bermain anak dan taman bacaan yang dikelola Yayasan Warwick—bukunya sumbangan artis Rima Melati. Bagi yang ingin berolahraga, tersedia pusat kebugaran bernama Warwick Barbel. Setiap tahun Yayasan Warwick membagi beasiswa bagi anak tak mampu, dan kini sudah meluncur beasiswa bagi anak berprestasi. Bekerja sama dengan HSBC, yayasan memberikan beasiswa Rp 100 juta kepada anak bernilai tinggi mulai SD sampai perguruan tinggi.
Keluarga miskin yang tidak punya anggota keluarga yang bekerja di tempat Warwick juga mendapat bantuan tiap bulannya. Bentuknya bisa berupa biaya pendidikan anak, sembako, dan biaya pengobatan. Warga bahkan bisa mengajukan permintaan bantuan ke yayasan jika punya masalah keuangan.
Leanika Tanjung, L.N. Idayanie (Yogyakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo