Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Sulawesi Utara mewaspadai dampak siklon tropis Man-Yi yang terjadi di laut Filipina dan warga Jawa Tengah akan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah pada 18-20 November 2024.
"Berdasarkan Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta telah terbentuk Siklon Tropis Man-Yi di Laut Filipina atau sekitar 1.040 kilometer sebelah utara Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben A Molle di Manado, Minggu, 17 November 2024.
BMKG menerbitkan informasi dampak siklon tropis Man-Yi tanggal 16 November 2024.
Siklon tropis tersebut dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Sulawesi Utara serta mempengaruhi tinggi gelombang laut.
Tinggi gelombang antara 1,25 -2,5 meter (moderate sea) diperkirakan terjadi di perairan Kabupaten Kepulauan Sitaro -Kabupaten Kepulauan Sangihe, perairan Maluku, dan Laut Sulawesi bagian timur.
Sedangkan tinggi gelombang antara 2,5 - 4,0 meter (rough sea) di perairan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Masyarakat dan pemangku kepentingan terkait diharapkan untuk berhati-hati terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi serta memperhatikan keselamatan pelayaran.
Sebelumnya, pada Minggu, 10 November 2024, BMKG juga mengingatkan warga mewaspadai dampak tidak langsung siklon tropis Toraji di Laut Filipina atau sekitar 1.317 kilometer sebelah utara Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Cuaca Esktrem di Jawa Tengah
BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada 18-20 November 2024.
"Berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dirilis BMKG Stasiun meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang, potensi cuaca ekstrem itu dipengaruhi oleh adanya wilayah pertemuan massa udara (konvergen) di timur hingga ke selatan Jateng," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Minggu.
Selain itu, kata dia, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah dan berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan atau awan konvektif (cumulonimbus) yang menjulang hingga lapisan atas.
Menurut dia, kondisi labilitas udara yang kuat di wilayah Jateng dan hangatnya suhu permukaan air laut di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa menunjukkan adanya potensi penambahan massa uap air yang dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan.
"Kondisi dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jateng pada tanggal 18-20 November," katanya.
Wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada Senin hingga Rabu meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Magelang, Temanggung, Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Surakarta, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Grobogan, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Magelang, Surakarta, dan sekitarnya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir.
"Kami imbau untuk tetap waspada terutama masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Teguh.
Pilihan Editor Siapa Tony Kojansow yang Disebut Beking Judi Online
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini