Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan analisis big data ketenagakerjaan selama Januari hingga April 2020. Dari hasil analisis tersebut, BPS mencatat jumlah iklan lowongan kerja pada seluruh sektor bisnis mengalami penurunan secara konsisten.
“Penurunan jumlah iklan lowongan kerja mulai turun drastis pada Maret dan April 2020,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020.
BPS menampilkan iklan lowongan kerja pada 10 sektor bisnis. Di antaranya yaitu lowongan kerja sektor informasi dan komunikasi turun dari 1.959 pada Januari 2020 menjadi 1.184 pada April 2020.
Lalu jasa perusahaan, dari 1.825 menjadi 563. Jasa keuangan dari 1.788 menjadi 1.134. Industri pengolahan, dari 1.617 menjadi 631. Jasa lainnya, dari 1.513 menjadi 1.008.
Kemudian perdagangan dari 1.123 menjadi 494. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial dari 474 menjadi 365. Jasa pendidikan, dari 465 menjadi 143. Akomodasi makan dan minum, dari 455 menjadi 138. Terakhir, konstruksi, dari 225 menjadi 227.
Sebaliknya sejak 21 Maret 2020, BPS mencatat pencarian kata “Kartu Prakerja” di mesin pencari internet meningkat tajam. Menurut BPS, peningkatan ini mengindikasikan adanya lonjakan pekerja yang terdampak Covid-19.
Kartu Prakerja adalah program andalan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menangani lonjakan PHK akibat Covid-19. Lewat program ini, Jokowi menyediakan anggaran Rp 20 triliun untuk melatih 5,6 juta para pencari kerja, seperti pengangguran dan lulusan mahasiswa.
Sejak beberapa waktu terakhir, Kementerian Ketenagakerjaan mengumumkan jumlah pekerja yang terkena PHK mencapai 2 juta. Namun, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai angkanya jauh lebih besar, yaitu mencapai puluhan juta.
Meski demikian, BPS baru saja menghitung angkatan kerja dan pengangguran pada Februari 2020. Sehingga, belum ada data pengangguran per April 2020.
Hingga Februari 2020, BPS mencatat jumlah penduduk usia kerja di Indonesia yaitu 199,38 juta orang. Dari jumlah itu, 137,91 juta merupakan angkatan kerja. Lalu dari jumlah angkatan kerja tersebut, 131,03 juta dan 6,88 juta adalah pengangguran.
FAJAR PEBRIANTO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini