Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BRIN Ungkap Potensi Nuklir RI untuk Transisi Energi

Mego mengingatkan perlunya inovasi yang bekelanjutan dalam pemanfaatan EBT maupun tenaga nuklir untuk mencapai target transisi energi.

24 Oktober 2022 | 17.06 WIB

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)
Perbesar
Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito menyebut Indonesia memiliki banyak potensi untuk memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT). Potensi itu mulai panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, bionergi, arus laut, hingga nuklir. Menurutnya, potensi-potensi tersebut perlu terus didorong.  

“Kita perlu memperhatikan langkah transisi energi baru terbarukan. Termasuk nuklir dengan memperhatikan masalah keamanan pasokan, kemudian melihat akses terhadap kebutuhan-kebutuhan universal dalam harga terjangkau,” ujar Mego dalam webinar Kesiapan Energi Terbarukan dan Nuklir dalam Mendukung Pencapaian Net Zero Emission, Senin, 24 Oktober 2022.

Selain itu, ia mengatakan Indonesia perlu memanfaatkan energi bersih dan berkelanjutan untuk menjaga lingkungan. Agar transisi energi itu berhasil, Mego mengatakan perlu ada kolaborasi antara kementerian serta lembaga, pihak swasta, industri, dan kelompok masyarakat. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah kegiatan riset untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan.

“Tidak lupa juga kesiapan kita untuk membahas dan menyiapkan teknologi tenaga nuklir. Itu semua adalah panduan, langkah-langkah yang bisa dimulai dari riset, inovasi, sampai implementasi,” tutur Mego.

Baca juga: Transisi Energi Butuh Dana USD 1 Triliun, dari Mana Sumbernya?

Ihwal pendanaan, Mego mengingatkan perlunya inovasi yang bekelanjutan dalam pemanfaatan EBT maupun tenaga nuklir. Dia berharap upaya transisi energgi ini tidak memberatkan keuangan negara. Salah satu caranya dengan menggandeng sumber pendanaan lain, termasuk dari industri.

“Karena pada akhirnya itu bisa menjaga stabilitas keuangan dan perekonomian nasional,” ujar Mego.

Di samping itu, untuk menuju pemanfaatan nuklir, Mego mengatakan Indonesia perlu memperkuat kerja sama dengan negara lain. Misalnya dengan negara yang sudah mempunyai sumber daya dan sudah memanfaatkan nuklir maupun dengan negara-negara tetangga di ASEAN.

“Kita perlu mendapat dukungan agar  mampu mengembangkan dan bisa memanfaatkan nuklir sebagai salah satu sumber energi nasioal untuk percepatan pembangunan,” tutur Mego.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus