Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya pada tahun depan. Hal itu dilakukan seiring kerugian selama beberapa tahun terakhir serta rencana penutupan sejumlah lini bisnis perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencana PHK tersebut diharapkan bisa selesai pada dua kuartal mendatang atau pada 2025. Namun, AVP Media and Communications Bukalapak, Fairuza Ahmad Iqbal mengatakan hingga saat ini belum ada ketetapan jumlah karyawan yang akan mengalami PHK. Berdasarkan laporan keuangannya, per 30 September 2024 Bukalapak memiliki 1.219 karyawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fairuza menjelaskan hingga saat ini Bukalapak masih dalam proses restrukturisasi perusahaan. Proses ini, kata dia, akan menentukan jumlah sumber daya yang sejalan dengan kebutuhan fokus pengembangan bisnis Bukalapak.
“Oleh karena itu, jumlah karyawan yang terdampak akan kami sampaikan setelah proses tersebut selesai,” kata Fairuza dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Selasa, 5 November 2024.
Ia menambahkan, Bukalapak saat ini sedang fokus memastikan pemenuhan seluruh hak dan kompensasi para karyawan yang terdampak sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fairuza juga tidak memberikan jawaban ketika ditanya kemungkinan PHK karyawan terjadi lebih cepat, yakni di kuartal keempat 2024 ini.
Sebelumnya, CEO Bukalapak Willix Halim, mengatakan perusahannya akan mengubah pendekatan operasional dan segmen bisnis yang terfokus usai mengalami kerugian beruntun. Bukalapak akan berfokus pada bisnis inti yang meliputi Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan sejumlah layanan di Retail.
Bukalapak telah mengumumkan hasil keuangan tidak diaudit untuk kuartal pertama yang berakhir pada 30 September 2024. Pada kuartal III-2024, berdasarkan perhitungan dengan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) Bukalapak masih mencatatkan kinerja keuangan perseroan minus Rp168 miliar.
“EBITDA yang disesuaikan pada Kuartal III-2024 masih negatif di angka minus Rp168 miliar yang mana tidak sejalan dengan target profitabilitas di tahun 2024,” kata dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Metode EBITDA ini menghitung pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Willix mengatakan secara historis, kuartal ketiga adalah kondisi terlemah dalam setahun ini. Kondisi ini disebabkan oleh seasonalitas bisnis baik pada divisi online to offline dan juga marketplace.
Meski demikian, Willix mengatakan Bukalapak telah menempuh berbagai cara, tapi kerugian dan tantangan dalam tiga tahun terakhir yang dihadapi perseroan akhirnya mendorong untuk kembali fokus pada lini bisnis inti. “Kegiatan operasional BUKA akan berjalan seperti biasa dan tidak ada perubahan kegiatan di segmen bisnis inti,” kata dia.
Adil Al Hasan berkontribusi pada artikel ini.