Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cirebon - Bulog Cirebon mulai menyerap gabah petani yang tengah panen. Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Imam Firdaus Jamal, Bulog Cirebon sudah melakukan pengadaan atau menyerap gabah petani sejak beberapa hari setelah lebaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Untuk saat ini pengadaan kami sudah mencapai 3.433 ton setara beras,” tutur Imam pada Jumat, 19 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah ini, diyakini Imam akan terus bertambah karena mereka akan menggenjot pengadaan. Sebab pada akhir April hingga Mei nanti panen akan semakin banyak.
"Kami akan menggenjot pengadaan,” tutur Imam.
Caranya, yaitu dengan membuka kantor di akhir pekan bahkan melakukan pembayaran cashless hingga malam hari.
“Karena kan biasanya bongkar di gudang itu sampai sore, jadi kita buka pembayaran hingga malam,” tutur Imam.
Target penyerapan Bulog Cirebon tahun ini, untuk beras public service obligation (PSO) mencapai 41 ribu ton. Sementara untuk beras komersial mencapai 5 ribu ton.
“Jadi total pengadaan kita 41 ribu ton setara beras,” tutur Imam.
Pengadaan ini merupakan upaya Bulog untuk menjaga stabilitas harga gabah petani agar tidak sampai anjlok di puncak panen mendatang.
“Saat ini pengadaan kami sehari baru 900 ton, tapi nanti kami optimis bisa di atas 1.000 ton dalam sehari,” tutur imam.
Sedangkan untuk harga pengadaan mengacu pada Badan Pangan Nasional No 167 tahun 2024 tentang fleksibilitas harga pembelian gabah dan beras dalam rangka penyelenggaraan cadangan beras pemerintah. Mengacu pada keputusan tersebut maka fleksibilitas harga gabah kering giling (GKP) di petani menjadi Rp 6 ribu per kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di gudang Bulog menjadi Rp 7.400 per kilogram dan harga beras di gudang Bulog menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Dengan adanya fleksibiltas harga ini, Imam yakin penyerapan yang akan mereka lakukan bisa lebih optimal.
“Insya Allah mudah-mudahan lebih optimal,” tutur Imam.
Sementara itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar mmenjelaskan saat ini harga gabah di tingkat petani di kisaran Rp 5.400 hingga Rp 5.500 per kilogram untuk kualitas satu. Sedangkan untuk gabah kualitas dua dihargai Rp 5.200 hingga Rp 5.300 per kilogram.
“Untuk gabah kualitas satu yang dipanen menggunakan mesin combine. Sedangkan gabah kualitas dua dipanen menggunaan grabagan,” tutur Tasrip.
Dijelaskan Tasrip, harga gabah sekarang jauh lebih rendah dibandingkan Februari 2024 di mana harga GKP di Kabupaten Cirebon pada saat itu mencapai Rp 8.500 per kilogram.
”’Harga gabah saat ini jatuh karena masa panen yang berbarengan di berbagai daerah, di Jawa Barat, Jawa Tengah,’’ tutur Tasrip.
Padahal, lanjut Tasrip, selama musim rendeng ini petani juga harus melakukan tanam ulang akibat banjir. Otomatis biaya tanam pun membengkak, baik yang digunakan untuk kembali membeli bibit, pemupukan, obat-obatan, upah pekerja dan lainnya.
Sebelumnya Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman mengimbau agar Bulog membeli gabah ke petani di tengah panen raya untuk menstabilkan harga gabah. Namun menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Bulog bisa melakukan pembelian gabah ke petani langsung jika panen melimpah. Bapanas akan meminta Bulog ikut menyerap gabah petani jika bisa ikut harga market untuk keperluan beras komersial.
"Misal gabah Rp 6.000 teman-teman bisa serap tapi tidak boleh mengganggu produksinya," kata Arief ditemui usai acara apel pengamanan bahan pokok jelang IdulFitri 2024 di Gudang Bulog, Jakarta Utara pada Senin, 1 April 2024.