Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Butuh Rp 266 T, Sri Mulyani Sebut Anggaran Perubahan Iklim di APBN Tak Cukup

Sri Mulyani mengatakan Indonesia membutuhkan Rp 3.461 triliun hingga 2030 untuk mengatasi perubahan iklim.

11 Juni 2021 | 11.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021. Rapat tersebut membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati blak-blakan soal anggaran Indonesia untuk antisipasi dampak perubahan iklim. Berdasarkan laporan update biennial kedua 2018, Indonesia butuh uang US$ 247,2 miliar hingga 2030 atau setara Rp 3.461 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Artinya setiap tahun paling tidak resources-nya Rp 266,2 triliun," kata Sri Mulyani dalam diskusi Climate Change Challenge Universitas Indonesia pada Jumat, 11 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara, alokasi anggaran saat ini baru 4,1 persen dari APBN. Jumlahnya sekitar Rp 86,7 triliun. "Ini pasti tidak akan memadai," kata dia.

Kebutuhan anggaran inib bertujuan untuk melaksanakan Nationally Determined Contributions (NDC) dalam Paris Agreement 2016. Kesepakatan ini telah diratifikasi Indonesia lewat UU Nomor 16 Tahun 2016.

NDC pun lahir agar setiap negara berkontribusi untuk menurunkan emisi mereka masing-masing dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Untuk Indonesia, target penurunan emisinya 29 persen di tahun 2030 (dengan anggaran sendiri) atau 41 persen (dengan bantuan internasional).

Menurut Sri Mulyani, angka target penurunan emisi ini memang ada 2. Sebab, isu perubahan iklim ini tidak murah dan gratis. "Konsekuensi biayanya sangat luar biasa," kata dia.

Contohnya anggaran Rp 266,2 triliun per tahun ini. Menurut Sri Mulyani, anggaran ini sudah melampaui anggaran kesehatan pada 2021 yang sebesar Rp 170 triliun.

Sehingga, Ia menyebut upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim ini harus dilakukan secara gotong royong. "Pemerintah, swasta, filantropis, dan masyarakat," kata Sri Mulyani, yang pada 11 Februari 2021 lalu, ditunjuk menjuadi Ketua Koalisi Menteri Keutangan Dunia untuk Aksi Perubahan Iklim 2021-2023.

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus