KETIKA ber-KTT di Bonn baru-baru ini, para pemimpin dari 7
negara industri membahas soal hutang Dunia Ketiga yang ditaksir
mencapai US$250 milyar. Ada usul supaya Dunia Ketiga dibebaskan
dari hutang besar itu tapi para peserta KTT tersebut gagal
mencapai keputusan bersama.
Ternyata sekembalinya dari Bonn, PM Inggeris James Callaghan
menempuh jalan sendiri. Dan minggu lalu pemerintahnya
mengumumkan bahwa piutang Inggeris di 17 negara berkembang akan
dihapuskan. Menteri urusan Pembangunan Luar Negeri Judith Hart,
di parlemen menyatakan bahwa semua itu berjumlah ?900 juta atau
$1,7 milyar lebih. Rencana penghapusan itu berarti beban
anggaran bagi pemerintah Inggeris yang ditaksir akan mencapai ?60
juta atau sekitar $115 juta setahun. Secara bertahap penghapusan
akan berlangsung sampai tahun 2000.
PM Callaghan dari semula adalah penganjur kuat untuk menambah
bantuan pada Dunia Ketiga, minimal dengan cara menghapuskan
hutangnya. Negara-negara berkembang pernah meminta penghapusan
itu dalam dialog Utara-Selatan di Paris tahun lalu tapi kurang
mendapat perhatian banyak negara kaya. Namun Swedia, Kanada,
Negeri Belanda, Jerman Barat dan Swiss telah mengumumkan juga
niat masing-masing untuk memenuhi permintaan tersebut walaupun
belum radikal seperti langkah yang ditempuh Inggeris Raya.
Suara Dunia Ketiga tentang beban hutang itu telah dimajukan pula
secara keras di forum UNCTAD di Jenewa baru-baru ini. Jika soal
piutang tidak diselesaikan, demikian para Menteri Perdagangan
memperingatkan dalam forum 116-negara itu, hubungan antara
negara-negara industri dan berkembang akan merana.
Dari 17 negara berkembang yang dibebaskan hutangnya oleh
Inggeris Raya, 7 dari Asia, termasuk Indonesia. Mereka dipandang
sebagai kelas melarat, menurut ukuran Bank Dunia, yaitu
berpenghasilan per kapita di bawah $280 setahun.
Bagi Indonesia itu berarti sejumlah ? 40 juta atau sekitar $76
juta hutang lama sampai 1973 tidak perlu dibayar kembali pada
Inggeris Raya. Sesudah 1973, persisnya sejak 1975, Inggeris Raya
melanjutkan bantuannya pada Indonesia berupa gra72t, bukan
hutang, yang sampai tahun lalu mencapai ?15 juta atau $28,5 juta.
Tapi sikap Inggeris Raya bukanlah melulu memakai ukuran
kemelaratan. Nyatanya ia sangat memilih siapa yang akan
disantuninya. Setidaknya tiga negara -- Uganda, Yaman Selatan
dan Kambodia -- karena dipandang sangat melanggar hak azasi
telah tidak dibebaskan hutangnya oleh pemerintah Callaghan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini