Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dampak Silicon Valley Bank Bangkrut Bagi Ekonomi Dunia, Indonesia Jadi Korban?

Dampak Silicon Valley Bank bangkrut menyebabkan banyak startup kehilangan sumber pendanaan.

16 Maret 2023 | 17.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Silicon Valley Bank. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kebangkrutan yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) disinyalir bakal berdampak pada pasar keuangan global. Berbagai negara mulai mengkhawatirkan efek domino yang mungkin akan menyerang perekonomian bangsa. Salah satu lembaga perbankan ternama di Amerika Serikat tersebut membuat klien usaha kecil dan perusahaan rintisan (startup) semakin waspada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama Silicon Valley Bank tidak terlalu mentereng apabila dibandingkan dengan bank-bank besar yang lebih lama berdiri. SVB bertengger di posisi ke-16 bank terbesar di Amerika Serikat. Namun bank yang merugi dan membutuhkan Rp 38 triliun saham untuk menopang neraca keuangan tersebut telah beroperasi di 29 kantor dan tersebar di 10 negara. Selain PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja yang bakal dialami staf internalnya, apa sajakah dampak berantai keruntuhan SVB?

Dampak Silicon Valley Bank Bangkrut

Menurut jurnalis Techcrunch, Mary Ann Azevedo dan Natasha Mascarenhas, gejala ledakan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang menyerang Silicon Valley Bank telah diperkirakan. Sayangnya, keputusan lembaga tersebut ditutup jauh lebih cepat, tidak diantisipasi oleh banyak orang. Imbas dari peristiwa itu akan sangat parah, menyebar, dan berpotensi menciptakan bencana lebih besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan data yang dihimpun Techcrunch dan Reuters, beberapa efek yang terlihat saat ini usai pernyataan kolaps Silicon Valley Bank antara lain:

-  Seorang investor dari kalangan jasa keuangan berbasis teknologi (fintech) yang tidak diketahui namanya telah memindahkan lebih dari US$ 80 juta pada Kamis, 9 Maret 2023.

-    Salah satu pendiri dan CEO Rippling Parker Conrad membuat cuitan di Twitter bahwa perusahaannya mempercepat peralihan pendanaan ke JPMorgan Chase pada Jumat, 10 Maret 2023.

-    Berbeda dengan perusahaan lainnya, Ryan Falvey dari Restive Ventures meminta seluruh fintech untuk tetap tenang.

-    Trace Finance memindahkan US$ 100 juta ke rekening giro baru termasuk Rocket.chat, Rentbrella, Mercado Bitcoin, Gringo, dan The Coffee pada Kamis, 9 Maret 2023.

-    Bank-bank di Amerika Serikat kehilangan nilai pasar saham lebih dari US$ 100 miliar dan US$ bank di Eropa selama dua hari menjelang kebangkrutan Silicon Valley Bank.

Selanjutnya: Ancaman PHK di masa depan

CEO Better.com Vishal Garg menyebutkan bahwa kemungkinan besar perusahaannya akan melawan ancaman lebih banyak PHK di masa depan. Tanpa pembiayaan ekuitas atau suntikan dana dan rendahnya kepercayaan dari pihak kreditur, maka semakin meningkatkan peluang untuk mempertimbangkan permohonan penutupan serupa dengan Silicon Valley Bank di akhir 2023 atau awal 2024.

Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan kepada Tempo bahwa Silicon Valley Bank cukup membuat ekosistem startup terganggu. Selama ini, SVB berperan sebagai deposito, pemberi kredit atau pembiayaan, dan investasi. Dari segi investasi, sinyal pendanaan dari banyak investor mulai diputus.

Dampak Kebangkrutan Silicon Valley Bank bagi Indonesia

Mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengemukakan bahwa dampak bangkrutnya Silicon Valley Bank terhadap Indonesia tidak terlalu signifikan. Alasannya kondisi sektor keuangan dalam negeri relatif stabil. Sementara di sisi lain, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa situasi pasar global sepekan terakhir mulai terdesak.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ikut bersuara atas krisis yang menyerang Silicon Valley Bank. Meski tidak secara langsung berpengaruh ke lembaga perbankan Tanah Air, mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut menyarankan para startup karya anak bangsa untuk menyiapkan strategi bisnis khususnya dalam permodalan.

Lebih lanjut, dirinya juga memperhatikan industri startup yang terkena fenomena tech winter. Disebutkan bahwa bukan lagi tech winter is coming, tetapi already here (sudah terjadi). Apalagi mengingat banyak perusahaan rintisan yang mengandalkan pendanaan dan penyimpanan uang di Silicon Valley Bank.

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA | TIM TEMPO

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus